S3 Cilegon Beri Gelar Bundo Kanduang Kepada Ratu Ati
SPIRITNEWS | CILEGON - Warga Kota
Solok, Provinsi Sumatera Barat yang tergabung dalam Solok Saiyo Sakato (S3)
yang tinggal dan menetap di Kota Cilegon, beri gelar 'Bundo Kanduang' kepada
Wakil Walikota Cilegon, Ratu Ati Marliati, dalam acara silaturahmi serta
penyerahan hadiah dan pembubaran Panitia Turnamen Domino yang dilaksanakan di
Krakatau Jungle Park, Komplek Krakatau Steel, Sabtu (19/10/2019).
Seperti halnya gelar
yang pernah diberikan kepada mantan Walikota Cilegon Almarhum Tubagus Aat
Syafa'at dengan gelar 'Sutan Rajo Endah', gelar 'Bundo Kanduang' yang diberikan
kepada Ratu Ati Marliati yang berati sebagai ibu kandung, diharapkan dapat
menjadi pengayom dan pembimbing bagi warga Solok yang tinggal dan menetap di
Kota Cilegon.
“Ini merupakan bagian
penting, saya menjadi keluarga besar, kalau tidak salah ayah saya juga pernah
dinobatkan, dan hari ini juga saya dinobatkan sebagai bundo. Bundo itukan bunda
yah, sebagai orang tua, mudah-mudahan sebagai orang tua saya bisa mengayomi beberapa
hal, sehingga apa yang bisa menjadi kontribusi untuk pemerintah mudah-mudahan
kita bisa berjalan secara baik. Itu harapan kami dalam silaturahmi ini,” ujar
Ratu Ati dalam sambutannya.
Dalam Silaturahmi S3
serta penyerahan hadiah dan pembubaran Panitia Turnamen Domino dengan tema
"Saciok Bak Ayam, Sadanciang Bak Basi" tersebut, Wakil Walikota
Cilegon, Ratu Ati Marliati mengapresiasi pertemuan yang digagas oleh warga
Solok yang ada di Kota Cilegon.
"Pertemuan dan
tema pada hari ini cukup luar biasa. Saya disini diberi gelar bundo, ini
merupakan suatu kehormatan yang sangat luar biasa buat saya dan penghargaan
yang setinggi-tingginya. Karena saya memang diamanatkan oleh orang tua saya,
sekaligus saya silaturahmi, mudah-mudahan di momen silaturahmi ini ada satu
ikatan batin yang terus tidak terputus, dan mudah-mudahan ada hal-hal nanti yang
kira-kira dibutuhkan oleh keluarga besar S3, saya bisa memfasilitasi dan
menyambungkan apa yang menjadi kebutuhan kita bersama,” tutur Ratu Ati.
Pada kesempatan
tersebut, Ratu Ati yang menyempatkan diri berbincang dengan tokoh masyarakat
dan sesepuh S3 mengatakan dengan geliat dan kemampuan berdagang yang dimiliki
oleh anggota S3 akan menjadi salah satu program yang dapat meningkatkan
perekonomian di Kota CIlegon.
“Kalau Solok Saiyo
Sakato ini, bagaimana peningkatan kesejahteraan ekonomi, itulah yang nanti akan
saya bawa sebagai bentuk program-program yang akan meningkatkan peluang ekonomi
bisnis yang memang sudah bapak ibu lakukan. Saya memang tidak janji, tetapi sebagai
pemerintah, setidaknya saya akan coba berpikir lebih jauh terkait dengan
kepentingan keluarga besar yang menjadi bagian dari saya,” katanya.
Ratu Ati juga berharap
dengan silaturahmi dan tradisi warga Solok dalam menjalin tali sitularahmi
dapat terus menunjukkan kebersamaan sebagai masyarakat yang kini sudah menjadi
bagian dari masyarakat Kota Cilegon.
“Mudah-mudahan
kegiatan yang merupakan jadi tradisi di S3 ini untuk meningkatkan tali
silturahmi, mudah-mudahan terus kita jaga. Ini adalah bentuk kebersamaan kita
melakukan kegiatan dari kita dan untuk kita. Tapi silaturahmi kita bukan hanya
saat ada kegiatan saja, dimanapun bapak-ibu ingin bertemu saya baik di kantor,
di rumah saya atau dimana, silahkan, terbuka untuk keluarga besar S3,” ujarnya.
Ketua Umum S3 Kota
Cilegon, Maizal, mengatakan pemberian gelar kepada Ratu Ati Marliati sebagai Bundo
Kanduang merupakan bentuk penghargaan kepada seseorang yang dianggap mampu
untuk mengayomi dan membimbing warga Minang khususnya Solok yang berada
diperantauan.
“Kami selaku orang Minang
khususnya Solok, kami selalu berpegang dimana langit di pijak, disitu langit
dijunjung. Walaupun kita hidup di daerah orang, yang sebelum berangkat kita
tinggalkan ibu, kita cari ibu, tinggalkan bapak, cari bapak. Kita menganggap Pak
Aat seperti Ninik Mamak (Paman), kita menganggap Pak Aat sebagai paman kami
disini. Begitu juga dengan Bu Ati, kami disini telah menemukan seorang ibu
sebagai pengayom dan pembimbing kami disini. Dan juga kami sebagai orang
Minang, khususnya Solok, kami bisa diterima sebagai warga Kota Cilegon. Intinya
kita bersama untuk membangun daerah kedepannya,” tutur Maizal.
Dalam momen
silaturahmi tersebut, S3 mengangkat tema “Saciok Bak Ayam, Sadanciang Bak
Basi", yang berarti selalu satu kata dan satu tujuan melalui musayawarah,
serta tidak membedakan kasta dalam masyarakat untuk mempersatukan tali
persaudaraan.
“Dalam pepatah Minang
mengatakan, orang Minang itu dia berbuat dalam mengambil keputusan itu adalah
dalam kata musyawarah, musyawarah itu adalah kata sepakatnya. Solok Saiyo
Sakato itu pemersatu, artinya mereka satu kata, apapun keputusan, itu selalu
diambil dengan musyawarah,” ujarnya.
Selain itu, Maizal
mengatakan, sebelumnya S3 telah melaksanakan turnamen domino yang dilakasnakan
selama 3 hari. Turnamen tersebut ditujukan untuk mempererat persaudaraan dan
mendekatkan diri dengan masyarakat sekitar. Dimana puncak kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan kegiatan silaturahmi.
“Karena di masyarakat Minang
pada umumnya, domino ini bukanlah permainan perjudian, tetapi domino ini boleh
dikatakan adalah permainan anak nagari, yang biasanya ini salah satu untuk
bersilaturahim, yang tadinya tidak kenal sekarang saling merangkul. S3
mengambil momen ini untuk bisa bersatu dengan orang Minang yang ada di
perantauan dan juga menyatukan dan mendekatkan diri dengan masyarakat setempat,
sesuai dengan pepatah dimana langit dipijak disitu langit di junjung,” katanya.
Kegiatan Silaturahmi
S3 serta penyerahan hadiah dan pembubaran Panitia Turnamen Domino tersebut ditutup
dengan kegiatan makan bersama dan hiburan. (***)
Posting Komentar