Pegawai KPK Terima Penghargaan Internasional
Spiritnews.media Malaysia - Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, mendapatkan penghargaan Perdana International Anti-Corruption Champion Foundation (PIACCF) pada Selasa (11/2) di Putra Jaya, Malaysia. Penghargaan diserahkan langsung Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kerja keras, keberanian, dedikasi, dan komitmen keduanya dalam memberantas korupsi. Selain Novel, PIACCF juga memberikan penghargaan kepada pegawai lembaga antikorupsi lainnya, yaitu Alm. Kevin Anthony Morais, penuntut pada Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia. Ia terbunuh pada tahun 2015.
Dalam kesempatan itu, Novel berterima kasih kepada Perdana International Anti-Corruption Champion Foundation (PIACF) atas penghargaan ini. Baginya, penghargaan ini adalah bentuk dukungan dan penghormatan terhadap semua pihak yang memilih jalan untuk berjuang memberantas korupsi, baik di Malaysia, Indonesia dan di seluruh dunia.
“Inisiatif ini menegaskan bahwa isu pemberantasan korupsi bukan hanya permasalahan masing-masing negara saja, tetapi juga merupakan masalah bersama masyarakat dunia.”
Novel juga mengapresiasi terhadap upaya Pemerintah Malaysia dalam memberikan perlindungan kepada para pegawainya dalam melaksanakan tugas untuk memberantas korupsi. Ia berharap Pemerintah Malaysia dalam hal ini Perdana Menteri, Tun DR. Mahathir bin Mohamad, untuk dapat menularkan keberhasilan dalam memberantas korupsi dan melindungi petugas pemberantas korupsi kepada negara lain, khususnya Pemerintah Indonesia.
“Saya juga berharap semoga pegawai KPK, dan para aktivis antikorupsi di Indonesia terus bersemangat untuk berjuang melawan korupsi, di tengah pelemahan terhadap KPK yang sekarang sedang terjadi,” kata Novel.
Sementara itu, Juru Bicara KPK bidang Penindakan Ali Fikrimengapresiasi penghargaan ini dan perhatian dari berbagai pihak yang terus mendukung serta mengawasi penuntasan kasus penyerangan Novel Baswedan.
Kata Ali Fikri, KPK terus berharap, agar pelaku penyerangan Novel Baswedan bisa mendapat hukuman seadil-adilnya dan kasus ini bisa benar-benar tuntas sampai ke penemuan otak intelektualnya.
“Hal ini harus dilakukan supaya tidak ada lagi penyerangan terhadap penegak hukum yang tengah menjalankan tugas,” katanya.
Dalam acara penyerahan penghargaan tersebut, sekaligus juga dilakukan peluncuran Perdana International Anti-Corruption Champion Foundation (PIACCF). Organisasi ini dibentuk dengan tujuan untuk mendukung pegawai lembaga antikorupsi yang menjadi target atau yang terancam jiwa, keselamatan, atau kehormatannya, karena memiliki komitmen dalam penyidikan dan pemberantasan korupsi.
Tujuan pembentukan dana ini juga untuk memperkuat dukungan kolektif internasional kepada praktisi anti korupsi untuk memitigasi ancaman dan intimidasi dengan memberikan bantuan dan dukungan lain.
Novel Baswedan dianggap sebagai sosok yang tepat menerima penghargaan ini karena pada 11 April 2017 mendapatkan serangan berupa penyiraman air keras oleh orang yang tak dikenal sepulangnya dari ibadah salat Subuh. Hingga kini, kepolisian baru bisa menangkap dua orang pelaku lapangannya, otak intelektual yang mendalangi penyerangan terhadap Novel Baswedan belum juga diketahui.
Sejak disiram air keras oleh orang tak dikenal tiga tahun lalu, kondisi mata Novel Baswedan terus memburuk. Hingga saat ini ia masih harus terus menjalani perawatan ke Singapura. Kondisi yang terbaru adalah mata kiri Novel yang selama ini menjadi tumpuannya, kini hanya bisa melihat cahaya. Novel kini terpaksa bertumpu dengan mata kanan yang kemampuan melihatnya tinggal 60 persen, dengan syarat menggunakan lensa khusus. [Red]
Posting Komentar