News Breaking
Live
wb_sunny

Waket DPR RI Cak Imin: Resolusi Jihad Tonggak Sejarah Santri Perjuangkan Kemerdekaan RI

Waket DPR RI Cak Imin: Resolusi Jihad Tonggak Sejarah Santri Perjuangkan Kemerdekaan RI


PADANG – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Sumatera Barat mengadakan webinar  memperingati Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2020, Jumat (23/10/20) siang di Padang.  Acara  dipandu  Ketua PW ISNU Sumbar Dr. H. Ahmad Wira dengan menampilkan narasumber Wakil Ketua DPR RI Dr. H. Muhaimin Iskandar, M.Si dan Guru besar UIN Imam Bonjol Padang Prof. Dr. H. Maidir Harun.

Ketua Tanfidziyah PWNU Provinsi Sumatera Barat Prof. H. Ganefri, Ph.D mengatakan dalam rangka HSN tahun 2020 kita mengambil tema “Peran dan Peluang Santri Milenial di Era Revolusi Industri 4.0. Kita mengucapkan terima kasih atas kehadiran Cak Imin yang juga Panglima Santri  bersedia hadir ditengah kesibukan meski sedang dalam perjalanan ke Jawa Timur sekaligus mendoakan semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Kita juga mendoakan Rais Syuriyah PW NU Sumatera Barat H. Hendri yang sedang menjalani isolasi mandiri semoga segera pulih.

“Momen hari santri ini kita sama-sama tahu adalah perjuangan dari Hadratussyekh K.H. Hasyim Asyari yang menyerukan resolusi jihad melawan penjajahan Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. Maka dari itu sebagai warga nahdliyin kita harus tetap menjaga NKRI sebagai rasa cinta kita bangsa dan sebagai umat islam untuk selalu berperan aktif untuk negara yang kita cintai. Kepada Banom NU , PMII, GP Ansor, ISNU, Fatayat, dan lain-lain mari kita dengarkan arahan dari panglima santri Cak Imin dalam memeriahkan hari santri,” tambah Rektor UNP ini.

Dalam paparannya, Cak Imin yang biasa disapa merasa bangga dan bahagia sekali bisa bergabung dalam diskusi hari ini dan mengucapkan terima kasih kepada Prof. H. Ganefri atas undangannya dan mengucapkan selamat atas terpilih menjadi nakhoda PW NU Sumatera Barat serta dibawah kepemimpinan beliau NU di Sumbar mulai dan menggiatkan perjuangan.

“Hari santri adalah momentum kita untuk bersyukur dan menyadari bahwa sepenuhnya mandat sejarah yang diwarisi oleh para pendahulu dan dibuat oleh negara ini. Tahun 90an kami bersama para santri menggali perjuangan bangsa yang terdahulu wabil khusus dari umat Islam. K.H Hasyim Asyari dalam kategori tokoh muslim ahli hadits yang diakui oleh dunia Arab pada waktu itu berkomitmen memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia. Beliau mengumpulkan seluruh kyai dan para ulama di Indonesia setelah mendapat surat dari Presiden Soekarno karena Indonesia tidak mempunyai tentara yang cukup untuk menghadapai Belanda. Atas dasar perintah ini beliau mengumpulkan dan mengadakan rapat besar di Jawa Timur dan menyerukan wajib hukumnya bagi laki-laki yang 80 meter dari tempat tinggalnya melawan para penjajah”.

“Alhamdulillah berkat Resolusi Jihad 22 oktober 1945 adalah tonggak sejarah bahwa santri berperan dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negara Republik Indonesia. Puncaknya setelah Jokowi terpilih sebagai Presiden pada tahun 2014 dan kemudian pada 22 Oktober tahun 2015 diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Kita berkomitmen bahwa 22 oktober diperingati sebagai hari santri bukan hanya NU tapi umat islam sebagai spirit dalam perjuangan . Eksistensi santri, pesantren dan umat Islam mendapatkan tempat di negara sebagai bagian dalam mengisi kemerdekaan. Para ulama, kyai, kaum muda pesantren menjadi bagian integral/ tak terpisahkan dari kehidupan kebangsaan dan bermasyarakat serta menjadi solusi dari persoalan yang ada di masyarakat”.

“Masa depan kita ada 3 tantangan yang penuh kesulitan hari ini. Ketika wabah corona kita hadapi semua terhenti semua tidak berdaya, ilmu pengetahuan terlambat mengantisipasi dan teknologi tidak mampu memberikan pelayanan dengan baik. Ilmu pengetahuan mengalami kebuntuan ditengah berkembangnya teknoligi karena belum ditemukannya vaksin penangkal yang bisa menghentikan penyebaran virus Covid-19 ini, jelas Ketum DPP PKB ini.

“Solusinya adalah santri harus bersatu, bahu membahu secara total untuk mengatasi tantangan hari ini ditengah pandemi yang belum tahu kapan berakhir dan santri sehat Indonesia kuat harus benar-benar terjadi. Saya nyatakan Hari Santri Nasional Tahun 2020 berhasil mangatasi tantangan Pendidikan dalam menghadapi penyebaran virus covid-19. Kemudian tantangan kita dari sektor ekonomi, kita sama-sama tahu seluruh sektor ekonomi rontok dan stagnasi, PHK dan ekonomi mengalami minus 2%. salah satu yang tumbuh adalah sektor pertanian. Ini harus menjadi fokus utama perekonomian nasional kita dan menjadi solusi kehidupan kita sekarang. Kita tidak boleh berpangku tangan hanya mengharapkan pemerintah saja, kita ketahui pesantren mayoritas telah mencetak masyarakat mandiri, tekun, dan tangguh. Kalau santri tidak ada masalah insya Allah Indonesi baik-baik saja, ketika santri sehat insya Allah Indoensia baik-baik saja, tutupnya.

Prof. Maidir Harun menjelaskan santri dalam lintasan sejarah Indonesia. Resolusi jihad yang dikeluarakn sebagai rasa tanggung jawab santri terhadap Indonesia yang baru saja merdeka dan untuk mempertahankan kemerdekaan. Saat itu Indonesia yang masih bayi tentara belanja melakukan agresi, dalam situasi tersebut NU menyerukan dan mengadakan rapat besar di Surabaya untuk melawan penjajah Belanja yang ingin kembali berkuasa. Kemudian tantangan santri ke depan adalah selain dari perkembangan teknologi dan ekonomi seperti yang disampaikan oleh Panglima Santri tadi adalah gerakan pemikiran atau ideologi yang berpotensi menghancurkan bangsa ini ditengah 4 pilar yang sudah kita jalankan. Seperti ideologi khilafah yang terus dikampanyekan oleh kelompok yang juga menamakan diri mereka santri. Ini harus kita tolak, kata Mustasyar PW NU Sumbar ini.

Webinar  ditutup pembacaan doa oleh Rois Syuriyah Pengurus Cabang (PCNU) NU Dharmasraya. Kegiatan ini dihadiri  partisipan dari berbagai kalangan selain banom NU dan warga nahdliyin, hadir pula kalangan akademisi, politisi dan mahasiswa. (Siberindo)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar