Gerah Dengan Tumpukan Sampah, Alumni Mahasiswa Agroekoteknologi Budidaya Ulat Lalat
SpiritNews.media | (Kab.Serang) Untuk memberikan efektifitas pada bahan limbah rumah tangga, atau Sampah seorang pemuda asal Serang, Fahmi Fauzi, melakukan budidaya Maggot Black Soldier Fly (FLY) atau ulat lalat untuk mengubah sampah menjadi sumber pakan ternak atau menjadi pupuk. Senin, 22/02/2021.
Fahmi Fauzi, adalah seorang alumni mahasiswa Agroekoteknologi Fakultas Pertanian untirta, ia mengembangkan ide alternatif untuk memberikan kontribusi dalam pengelolaan sampah organik di skala domestik atau sampah rumah tangga.
"Banyak penelitian yang telah membuktikan efektivitas maggot dalam mereduksi sampah organik. Sampah organik yang dimakan maggot dapat dikonversi menjadi komposter sederhana. Bukan hanya itu, selain memiliki value secara environment, ia juga bisa menjadi nilai ekonomis. Karena budidaya maggot ini salah satu budidaya yang zero waste. Pertama, maggot dapat mengkonsumsi apapun bahan yang bersifat organik. Karena sampah domestik banyak yang bersifat organik, maka ulat maggot bisa menjadi alternatif pengolahannya. Kedua, hasil budidaya ulat maggot dapat dijadikan pakan ternak alternatif penghasil protein. Dari kedua hal tersebut, seluruh putaran budidaya yang dilakukan dapat menghasilkan manfaat dan mengurangi volume sampah dan utamanya sampah organik," ujar fauzi di sela-sela aktifitasnya.
Fahmi beraharap, bukan hanya dirinya yang ikut peduli untuk menanggulangi sampah, tapi juga bisa bersama masyarakat ikut berpartisipasi.
“Saya memang belum benar-benar memahami secara jelas teknis budidaya maggot, namun secara umum saya ingin ikut dalam perjuangan melawan krisis sampah di bumi, khususnya di daerah saya sendiri. Berangkat dari keresahan itu saya akhirnya berinisiasi melakukan budidya maggot untuk ikut mengurangi Sampah yang ada di lingkungan," tuturnya.
Untuk di ketahui, Di Banten sendiri sampah juga menjadi masalah yang hampir tak tertangani. Bahkan baru baru ini, karena penuhnya TPA Cipeucang Tangerang Selatan, sampah tersebut dialihkan ke TPA Cilowong sekitar 400 ton/hari. Padahal, Cilowong sendiri merupakan salah satu TPA di Banten menjadi tempat yang sudah tidak dapat menampung lebih banyak lagi volume sampah. (red)
Posting Komentar