Wow.. Pertama di Indonesia, Santri Diniyyah Puteri Ciptakan Robot Pelayan Cafe di Sumbar
PADANG PANJANG – Cafe Robotik Arfa, ciptaan santri Perguruan Diniyyah Puteri, pertama di Indonesia dengan menggunakan pelayanan robot, ada di pondok pesantren ini.
Dua robot pelayan cafe tersebut, diberi nama Sabai dan Midun. Diresmikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat, Hendri, S.Ag, M.Pd dalam kegiatan Display Proyek Santri di Gedung Pertemuan Zainuddin Labay, Kamis (18/2/2021).
Hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Pendidikan Diniyyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI, Dr. Waryono, M.Ag dan Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D secara virtual. Juga hadir Walikota,Fadly Amran, Datuak Paduko Malano, Kakan Kemenag Padang Panjang, Gusman Piliang, Sekwan DPRD, Zulkifli, dinas terkait dan undangan lainnya.
Fasli Jalal menyampaikan rasa bangganya terhadap Diniyyah Puteri yang tak henti-hentinya membuat inovasi. Selalu membuat semua orang kaget dengan karya-karya santrinya.
“Inilah yang perlu ditiru perguruan lain. Ide-ide kreatif seperti ini yang perlu kita kembangkan,” katanya.
Begitu juga dengan Hendri. Saat melihat langsung ke lapangan karya-karya santri, dirinya terpukau bahkan geleng-geleng kepala.
“Sangat luar biasa santri Diniyyah Puteri ini. Apapun yang dibikin, berguna semua. Bahkan bisa diperjualbelikan,” sebutnya.
Saat Hendri meresmikan Cafe Arfa, dia dilayani robot untuk mengantarkan pesanannya. “Sungguh ini sebuah karya yang membuat saya tidak bisa berkata-kata lagi. Saya cuma bisa mengucapkan selamat untuk Diniyyah Puteri,” ucapnya.
Sementara itu, Fadly Amran sangat mengapresiasi karya-karya dari Diniyyah Puteri. Dari awal sudah diajarkan semua santrinya untuk berpikir dan membuat inovasi.
“Bikin robot itu rumit. Banyak yang harus dipikirkan. Tidak gampang membuatnya. Multi elemen yang ada dalam robot tersebut. Banyak proses yang harus dilalui dan tentunya prosesnya sangat luar biasa,” ucapnya.
Fadly sangat menghargai sekali hasil karya Diniyyah Puteri ini. Karena santrinya difasilitasi untuk menggali jati diri mereka. Diberikan kebebasan untuk santri agar membuat suatu hasil karya yang berguna.
“Ini sangat luar biasa. Saya harap ini berlanjut kedepannya. Biarkan anak muda kita berkarya dan berinovasi sesuai dengan keinginan mereka,” kata Fadly.
Pimpinan Diniyyah Puteri, Fauziah Fauzan El Muhammadi memaparkan, para santrinya diberikan waktu untuk berekspresi, berimajinasi dan membuat sebuah karya sesuai dengan keinginannya.
“Kami di sini menghadirkan sebuah kurikulum yang dinamakan QUBA (Quran Sunnah Qalbu Brain Attitude). Setiap santri akan diberikan waktu untuk membuat sebuah karya. Karya mereka akan diperjualbelikan, akan diberikan lisensi untuk penjualan. Jadi mereka belajar sambil menghasilkan disini,” jelasnya.
Semoga karya santri di sini dapat menginspirasi bagi semua umat dan bermanfaat untuk masa depan. (sumber:minangkabaunews.com/Siberindo.co)
Posting Komentar