News Breaking
Live
wb_sunny

Memperkuat Garda Terdepan Pertahanan RI

Memperkuat Garda Terdepan Pertahanan RI


TNI membangun markas komando di Natuna yang berfungsi sebagai posko keamanan laut terintegrasi di Natuna, Kepulauan Riau.

Selasa, 6 April 2021 akan menjadi hari bersejarah bagi Indonesia. Pada hari itu, Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto meletakkan batu pertama sebagai tanda resminya pembangunan Markas Komando Gugus Tempur Laut (Mako Guspurla) Komando Armada I di Natuna, Kepulauan Riau.

Dalam acara itu, Panglima TNI hadir bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kepala Staf TNI-AL (KSAL) Laksamana Yudo Margono. Markas komando yang akan menjadi bagian dari komando pelaksana operasi tempur di kawasan barat Indonesia itu, nantinya juga berfungsi sebagai posko keamanan laut terintegrasi.

Pembangunan markas komando itu juga menjadi bagian dari penguatan satuan TNI terintegrasi di Natuna, daerah paling utara di Selat Karimata, yang menjadi titik perbatasan antara Indonesia, Singapura, Vietnam, dan Kamboja.

Perairan Natuna merupakan beranda terdepan perairan kedaulatan dan zone eksklusif ekonomi Indonesia. Natuna menjadi kawasan paling menentukan bagi Indonesia pada saat Laut Natuna Utara menjadi semakin hangat karena perkembangan geopolitik dan geostrategi kawasan. Oleh karena itu, sudah sewajarnya Indonesia meningkatkan fasilitas pertahanan nasional di perairan itu.

"Mandala (wilayah) Natuna berkarakter maritim, sehingga keberadaan Markas Komando Gugus Tempur Laut I di sini diharapkan dapat memperkokoh kemampuan interoperabilitas (kerja sama) kekuatan laut dan udara TNI di domain maritim," ujar Panglima TNI, di acara itu.

Panglima juga turut memberi apresiasi kepada TNI-AL atas keterlibatannya dalam membangun berbagai infrastruktur pertahanan di Natuna, salah satu daerah terluar dan terdepan Indonesia. Natuna merupakan kepulauan yang terdiri dari 272 pulau di wilayah paling utara Selat Karimata, yaitu berada di antara Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan. Walaupun demikian, secara administratif Natuna merupakan kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau.

Panglima TNI menilai, Natuna merupakan wilayah Indonesia yang strategis, karena tidak hanya berbatasan langsung dengan Laut Natuna Utara, tetapi juga jadi pangkalan terdepan bagi TNI untuk memetakan kekuatan angkatan bersenjata Indonesia.

 

KRI Alugoro 605

Selain peletakan batu pertama, di Natuna Panglima TNI juga meresmikan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Alugoro-405 di Dermaga Selat Lampa dan mengukuhkan Letkol Laut (P) Ahmad Noer Taufik sebagai komandan pertama KRI Alugoro-405. Perlu diketahui, KRI Alugoro-405 yang dibangun bersama oleh PT PAL Indonesia (Persero) dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korea Selatan merupakan kapal selam kelas "Nagapasa" atau "Chang Bogo" KSDE U209.

Kapal itu memiliki panjang 61,3 meter dengan bobot 1.460 ton di permukaan, dan 1.596 ton di bawah permukaan air. Dengan dilengkapi mesin diesel electric, Alugoro-405 mampu melesat dengan kecepatan maksimal saat menyelam yakni 21 knot, sementara kecepatan maksimal permukaan mencapai 12 knot. Kapal selam warna hitam itu dapat memuat 40 kru, dengan kemampuan jelajah selama 50 hari dan masa pakai selama 30 tahun.

Perakitan Alugoro-405 dilakukan di galangan kapal PT PAL Indonesia dengan kerja sama DSME. Alugoro-405 merupakan kapal selam ketiga dari batch pertama kerja sama tersebut. Sebelum Alugoro-405, Indonesia telah menerima Nagapasa-403 dan Ardadedali-404 yang dibuat di Korea Selatan. Kapal selam Nagapasa-403 telah diserahkan kepada Kementerian Pertahanan pada 2017, sedangkan kapal selam Ardadedali-404 diserahkan pada 2018.

Panglima TNI menilai, kapal selam saat ini menjadi kekuatan pemukul strategis yang sangat diperhitungkan dalam peperangan modern. Sejak kemunculannya pada awal abad ke-20 dan perkembangannya yang pesat sampai saat ini, kapal selam telah menjadi game changer dalam mandala perang laut. "Kemampuannya untuk mengintai dan menyerang sasaran tanpa terdeteksi menjadi kombinasi mematikan yang harus diperhitungkan dalam kalkulasi tempur lawan," kata Panglima TNI.

 

Sionban Kapal Selam 

Sehari sebelumnya, yaitu Senin, 5 April 2021, KSAL Laksamana Yudo Margono juga meresmikan stasiun bantu (sionban) kapal selam dan Mess Tjiptadi, di Selat Lampa, Natuna, Kepulauan Riau. Kegiatan ini merupakan momentum bersejarah terutama untuk jajaran Komando Armada I TNI-AL karena telah selesai pembangunan sarana dan prasarana pendukung sistem kesenjataan dan prajurit TNI-AL.

Pembangunan sionban kapal selam ini akan dibangun di lahan seluas 1.050 meter persegi, dengan bangunan dua lantai seluas 1.008 meter persegi. Sionban di Natuna akan menampung daya listrik dari PLN sebesar 555 KVA untuk aliran darat dukungan kapal selam. Sementara itu, Mess Tjiptadi Pangkalan TNI-AL Ranai yang memiliki fasilitas 11 kamar dibangun di atas luas tanah 1.100 meter persegi dengan luas bangunan 585 meter persegi.

“Adanya perebutan kepentingan antara dua negara besar bukan tidak mungkin akan memberikan dampak bagi negara Indonesia. Selain itu juga sengketa wilayah perbatasan masih menjadi tren bagi bangsa-bangsa yang berada di kawasan perairan Natuna Utara,” kata KSAL Yudo Margono. (*Foto: Antara)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar