Stok Bahan Pokok Dijamin Aman
Pemerintah daerah harus terus memantau harga bahan pokok secara intensif, mengidentifikasi kecukupan stok dan ketahanan bahan pokok.
Sebulan lamanya umat Islam melaksanakan ibadah puasa Ramadan. Setelah itu, umat akan merayakan Hari Raya Idulfitri 1422 Hijriah. Di masa-masa itulah, Pemerintah melakukan antisipasi kurangnya stok dan gejolak harga bahan pangan di tengah masyarakat. Langkah pengamanan pun telah dilakukan.
Berdasarkan laporan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), pergerakan harga bahan pangan terlihat mulai menggeliat. Misalnya pada Kamis (8/4/2021), harga daging ayam sekitar Rp36.250 per kg naik dari akhir Maret (31/3/2021) yang sekitar Rp34.550 per kg.
Begitu juga dengan daging sapi kualitas satu yang meningkat menjadi Rp123.350 per kg. Sementara itu, harga rata-rata minyak goreng curah mencapai Rp13.900 per kg.
Bagi Abdullah Mansuri, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), fenomena kenaikan harga selalu terjadi setiap tahun. Biasanya terbagi dalam beberapa fase kenaikan harga selama Ramadan dan Idulfitri.
Tiga fase kenaikan harga itu, menurut Mansuri, pertama, terjadi seminggu menjelang puasa. Lalu, fase kedua beberapa hari menjelang lebaran. Sedangkan fase ketiga, sekitar 2-3 hari setelah lebaran.
Tak ingin terjadi pergerakan liar harga bahan pokok dan tidak terkendali, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pun dengan sigap langsung melakukan koordinasi secara nasional berkaitan dengan barang kebutuhan pokok menjelang puasa dan Idulfitri pada 2021 di Bandung, Senin (12/4/2021).
Pada kesempatan rapat koordinasi yang melibatkan kepala dinas di 34 provinsi itu, Lutfi menekankan pentingnya sinergi pemerintah pusat dan daerah guna menghadapi potensi kenaikan permintaan barang kebutuhan pokok menghadapi hari besar keagamaan nasional.
“Hari ini saya mengumpulkan 34 kepala dinas atau yang bertanggung jawab tentang perdagangan untuk memastikan ketersediaan seluruh bahan pokok cukup dan harganya stabil. Ke-34 provinsi sudah melaporkan bahwa bahan pokok tersedia dan harganya stabil, khususnya beras, gula, cabai, minyak goreng, dan daging sapi,” ujar Mendag Lutfi.
Mendag Lutfi mengatakan, beberapa komoditas seperti beras, gula, dan daging sapi perlu adanya penambahan pasokan untuk mengantisipasi cadangan stok, iklim ekstrem, kenaikan harga internasional, dan persediaan sebelum musim giling.
Perlu Perhatian
Menurut Mendag Lutfi, beberapa komoditas yang perlu menjadi perhatian, yaitu beras, daging sapi, dan gula. “Kementerian Perdagangan dan dinas provinsi akan terus memantau program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) beras medium oleh Perum Bulog.”
Sementara itu, khusus untuk daging sapi, Kementerian Perdagangan berencana melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk segera memobilisasi sapi daerah sentra produksi ke daerah sentra konsumsi, seperti wilayah Jabodetabek dan Aceh.
Kementerian Perdagangan juga akan berkoordinasi dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) untuk membahas pendistribusian gula, khususnya ke wilayah Indonesia timur dan Aceh.
Koordinasi tersebut untuk membahas harga jual maksimal dari PT RNI sebesar Rp10.800/kg sehingga harga di konsumen akhir sesuai harga atas Rp12.500/kg. “Pemda di seluruh Indonesia harus terus memantau harga bahan pokok secara intensif, mengidentifikasi kecukupan stok, dan ketahanan bahan pokok di pelaku usaha distribusi, berkoordinasi dengan tim daerah untuk mencegah aksi-aksi spekulasi,” ujar Lutfi.
Selain itu, dia juga menekankan, pemda juga diminta untuk menyiapkan jalur atau rantai distribusi alternatif bila terjadi gangguan distribusi yang mengakibatkan gejolak harga. “Mereka harus mengawal kelancaran distribusi beras Bulog dalam program KPSH di pasar rakyat wilayah masing-masing, serta melakukan komunikasi yang baik dengan media terkait informasi stabilisasi harga dan kecukupan stok bahan pokok.”
Setali tiga uang dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian juga ikut memastikan ketersediaan bahan pangan aman selama puasa hingga lebaran. Bahkan, kementerian itu juga memastikan ketersediaan bahan pangan yang diimpor cukup hingga Mei 2021.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi mengatakan, pemerintah sudah menghitung berapa besaran bahan pangan yang harus diimpor seperti bawang putih, daging sapi/kerbau, dan gula dalam rapat koordinasi terbatas. Rapat tersebut sudah memutuskan kapan barang impor tersebut akan masuk.
"Sehingga dari kalkulasi kami sementara ini, ketersediaannya sampai dengan Mei 2021 hampir semuanya mencukupi," ujar Agung dalam acara “Ketersediaan Pangan Jelang Ramadan dan Lebaran”, Senin (12/4/2021).
Menurutnya, dari rapat koordinasi terbatas yang digelar, hingga Mei 2021 ditargetkan akan ada sekitar 202.000 ton bawang putih yang akan masuk ke Indonesia, 111.000 ton daging sapi/kerbau yang masuk, dan gula pasir sekitar 700.000 ton.
"Ini semuanya sudah kita monitor terus-menerus realisasi sampai hari ini. Kami juga melakukan pertemuan dengan importir bersama dengan Kemendag. Intinya, kita ingin menjamin bahwa target masuk sampai Mei ini akan terpenuhi," katanya.
Berdasarkan Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Pokok Strategis Nasional Periode Januari hingga Mei 2021, perkiraan ketersediaan ketiga komoditas tersebut yakni bawang putih sebesar 351.720 ton dengan kebutuhan 243.655 ton, daging sapi/kerbau sebesar 278.615 ton dengan kebutuhan 280.140 ton, sementara ketersediaan gula pasir sebesar 1,73 juta ton dan kebutuhan sebesar 1,21 juta ton.
“Kami menjamin bahwa pasokan bahan pangan lainnya aman selama bulan puasa hingga lebaran,” ujar Agung Hendriadi. (foto: Antara)
Posting Komentar