Brompton van Bandung
IKM di Bandung mampu memproduksi sepeda lipat mirip Brompton dengan harga terjangkau.
Bila Anda hobi bersepeda dan ingin sekali memiliki sepeda Brompton buatan Inggris dengan harga yang terjangkau, kini Anda sudah bisa memilikinya. Sudah ada “Brompton” buatan Bandung. Tipe sepedanya mirip Brompton, bisa dilipat tiga dan mudah dijinjing. Mereknya Kreuz, tapi 100% buatan Bandung.
Frame set Kreuz dihargai Rp3,5 juta. Harga ini jauh lebih murah dibanding Brompton asli yang di Indonesia dipasarkan lebih dari Rp30 juta. Sementara itu, untuk full bike sepeda Kreuz dibanderol dengan harga mencapai Rp8 juta.
Kreuz adalah bahasa Jerman yang berarti ‘melintas’. Tapi Kreuz juga diambil dari bahasa Sunda kareueusyang berarti ‘kebanggaan’. Kreuz juga dimaksudkan sebagai singkatan dari ‘Kreasi Orang Sunda’.
Kreuz adalah salah satu industri kecil menengah (IKM) yang memproduksi sepeda lipat di Bandung. Mengawali usaha rumahan dengan membuat berbagai tas sepeda, pembuat sepeda itu kemudian mengembangkan produksi sepedanya pada 2019.
Semula, produksi sepeda itu ditujukan sebagai sarana display produk tas. Namun nyatanya malah demandtersendiri untuk frame sepeda. Alhasil, Kreuz pun memulai langkah R&D yang kemudian berlanjut hingga memproduksi frame dan melayani perakitan sepeda, sejak Maret 2020.
Penggagas Kreuz, Yudi Yudiantara, 50, dan Jujun Junaedi, 37, mengaku dirinya tertarik dengan sepeda Brompton lantaran sepeda tersebut memiliki tiga lipatan. Mereka pun terinsipirasi membuat sepeda yang memiliki fungsi serupa dengan harga yang jauh lebih murah. Mereka pun lalu membedah Brompton asli milik temannya untuk menciptakan prototipe sepeda Kreuz dengan fungsi semirip mungkin.
Semua pengerjaan dilakukan handmade dengan melibatkan banyak industri kecil rumahan, mulai dari tukang bubut, tukang cetak plastik, hingga yang lainnya. Hampir semua bahan bakunya dari dalam negeri. Bahkan, spare part produksi Kreuz juga dapat digunakan untuk spare part sepeda Brompton.
Presiden Jokowi pun ikut memesan sepeda lipat handmade asal Bandung itu sebanyak dua buah. Jokowi dan istrinya, Iriana, membeli sepeda itu guna mendukung produk dalam negeri. Menilik akun Instagram Kreuz, @kreuz.pannier, rangka sepeda RI 1 Jokowi, diberi nomor frame 0001 dengan serial number KZ 202005HM. Sedangkan rangka sepeda milik Iriana hanya berbeda pada nomor frame, 0002.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung upaya IKM sepeda tersebut yang sejalan dengan peningkatan daya saing industri nasional. Pada Februari lalu, Kemenperin telah menyerahkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Sertifikat Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) untuk PT Kreuz Bike Indonesia, pemilik merek dagang sepeda lipat Kreuz.
“Dengan ada SNI-nya itu menunjukkan bahwa produk sepeda Kreuz sudah terjamin kualitasnya dan memenuhi standar dari pemerintah, dalam rangka memberi jaminan keamanan dan keselamatan bagi penggunanya,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam kunjungan kerjanya ke PT Kreuz Bike Indonesia di Bandung, pada Jumat, 4 Juni 2021.
Kunjungan Menteri Perindustrian kali itu untuk meninjau kinerja IKM sepeda Kreuz serta mengenalkan kepada masyarakat Indonesia bahwa produk buatan Indonesia juga mempunyai kualitas yang tak kalah kerennya dengan produk impor. “Saya harap sepeda Kreuz, sebagai produk lokal, dapat menjadi motivasi dan memberi semangat bagi pelaku usaha IKM sepeda lokal lainnya untuk terus meningkatkan kualitas dan mengibarkan sayapnya dalam persaingan global,” ungkap Menperin.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan, saat ini Kreuz telah menjalin kerja sama dengan PT Perkakas Rekadaya Nusantara (PRN), yaitu perusahaan produsen mesin perkakas dan komponen di Subang, dalam pembuatan engsel. “Diharapkan kerja sama ini dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi sepeda Kreuz,” ujarnya.
Pemilik usaha sepeda Kreuz, Yudi Yudiantara, mengakui dagangannya laris manis. Bahkan, pemesan sepeda lipat sudah antre hingga tahun produksi 2023. Tidak hanya di pasar dalam negeri, permintaan sepeda lipat Kreuz juga datang dari beberapa negara, antara lain Singapura, Malaysia, dan Australia.
Produsen sepeda asal Bandung itu mampu terus meningkatkan produksinya, dari awalnya 10-15 unit sepeda lipat per bulan menjadi 160 unit per bulan, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 15 orang. “Meningkatnya produksi didorong oleh naiknya permintaan terhadap sepeda buatan dalam negeri. Ini juga merupakan pengaruh dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang diinisiasi oleh pemerintah,” katanya.
Lebih jauh Agus mengatakan, melalui upaya mendorong pelaku usaha atau produsen menerapkan sistem manajemen mutu, diharapkan sepeda buatan dalam negeri bisa berdaya saing, sekaligus mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor.
Sementara itu, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) produknya sudah mencapai sekitar 70 persen, artinya cukup tinggi. Menurutnya, paling krusial dari sepeda adalah frame, di mana saat ini sudah bisa diproduksi sendiri oleh perusahaan.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi menambahkan, dalam upaya mendorong industri sepeda lokal, Kemenperin memberikan dukungan kepada PT Kreuz Bike Indonesia berupa konsultasi penerapan sistem manajemen mutu dan layanan sertifikasi SNI melalui dua unit kerja di Bandung, Jawa Barat. (foto:Antara)
Posting Komentar