Gubernur Bali: UMKM dan IKM Lokal Mulai Bangkit
Bali - Gubernur Provinsi Bali Wayan Koster mengatakan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) lokal, khususnya di Provinsi Bali, saat ini sudah mulai bangkit seiring dengan adanya pemulihan ekonomi nasional.
"UMKM sebagai usaha dengan karakteristik padat karya dan mampu memanfaatkan bahan baku lokal, serta sebagai penyedia barang dan jasa untuk masyarakat terbukti memiliki semangat dalam menghadapi krisis dan mampu mengembangkan ekonomi Indonesia serta mendorong kembali pergerakan ekonomi pascakrisis ekonomi akibat pandemi COVID-19," kata Wayan saat Webinar Securities Crowdfunding-Alternatif Pendanaan UMKM pada Selasa (8/6/2021).
Wayan mengungkapkan, dalam rangka menggairahkan IKM maupun UMKM di wilayahnya, mulai akhir Februari 2021 seluruh pegawai di lingkungan instansi pemerintah daerah dan instansi vertikal, perguruan tinggi, Pemerintah kabupaten kota beserta perangkat daerahnya, BUMN hingga BUMD telah diwajibkan menggunakan pakaian berbahan kain tenun khas Bali setiap hari Selasa.
"Walaupun sebelumnya sudah diberlakukan kewajiban menggunakan busana adat Bali pada hari Kamis, hari Purnama Tilem dan juga hari-hari jadi pemerintah daerah. Tahun ini ditambah lagi kewajiban menggunakan busana berbahan kain tenun atau kain tradisional Bali setiap hari Selasa. Tentunya, hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan UMKM agar cepat pulih dari krisis akibat pandemi COVID-19," ujar Wayan.
Menurut Wayan, apa yang dilakukan Pemerintah Provinsi Bali tersebut ternyata memang terbukti memberikan dampak positif bagi keberlanjutan IKM-UMKM. Ditambah lagi dengan adanya platform Aplikasi Bali Mall diharapkan mampu memperluas jangkauan pasar sehingga semakin banyak pembeli.
"Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Provinsi Bali juga sangat aktif melakukan pameran baik secara virtual maupun juga konvensional serta kombinasi virtual dan konvensional sehingga di masa pandemi COVID-19 para perajin maupun UMKM itu memiliki ruang untuk menampilkan karya-karyanya dan ternyata mampu mengangkat serta menjual produk-produknya sehingga tetap masih bisa memperoleh pendapatan dari produk yang mereka produksi," tutur Wayan.
Wayan Koster mengungkapkan, berbagai upaya dalam rangka pemulihan ekonomi di Provinsi Bali juga telah dilakukan bersama dengan sejumlah stakeholder. Antara lain, restrukturisasi kredit bagi yang terdampak pandemi COVID-19. Kemudian, relaksasi bobot risiko Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) pembiayaan seperti properti, rumah tinggal, sektor kesehatan, dan pemberian kendaraan bermotor. Lalu, pemberian subsidi bunga terutama untuk UMKM, serta penempatan uang negara oleh BUMN dan bank daerah yang ada di Provinsi Bali.
Berdasarkan data dari OJK, lanjut Wayan, posisi April 2021 tren outstanding kredit UMKM selami pandemi justru menunjukkan peningkatan. Sementara tren Non Performing Loan atau NPL menunjukkan perbaikan.
"Hingga April 2021 kredit yang telah disalurkan kepada UMKM di Provinsi Bali sebanyak Rp44,3 triliun. Sejalan dengan penerapan kebijakan stimulus yang digunakan oleh OJK sampai dengan bulan Mei 2001 terdapat lebih dari 79.000 debitur dengan nominal Rp15,23 triliun telah diberikan restrukturisasi," kata Wajan.
Menurutnya, perkembangan yang baik diatas tentunya diharapkan dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan terbentuknya Securities Crowdfunding sebagai alternatif pendanaan UMKM yang didorong oleh OJK. Melalui Securities Crowdfunding ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada UMKM untuk menawarkan efeknya sebagai penerbit secara langsung kepada pemodal melalui jaringan sistem elektronik yang bersifat terbuka.
"Adapun dana yang diperoleh nantinya bisa dimanfaatkan oleh UMKM dengan tujuan pengembangan usahanya seperti refinancing maupun juga ekspansi untuk menambah cabang baru, mengembangkan produk baru, maupun juga untuk mendanai proyek-proyek tertentu," ujar Wayan. (InfoPublik)
Posting Komentar