Kerja Sama Dua Raksasa BUMN Konstruksi
Dua perusahaan konstruksi kelas kakap, satu dari Indonesia dan satu dari Tiongkok, menjalin kerja sama dalam pengembangan infrastruktur transportasi dan industri di Indonesia.
Adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan China Communications Construction Company Co Ltd (International) (“CCCC”) yang sudah menandatangani master agreement dalam rangka pembentukan aliansi strategis pembangunan infrastruktur transportasi dan industri lainnya di Indonesia. Melalui kesepakatan ini, Waskita dan CCCC berkomitmen untuk menciptakan sinergi dengan prinsip saling menguntungkan, efisien, efektif, dan profesional.
Kerja sama antara kedua perusahaan mencakup pengembangan infrastruktur transportasi dan industri lainnya, seperti proyek tol Kayu Agung–Palembang–Betung, tol Ciawi--Sukabumi, pipa distribusi BBM Cikampek–Plumpang, revetment Pelabuhan Benoa Bali, serta beberapa proyek infrastruktur lainnya. Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik kerja sama ini.
“Sektor konstruksi harus terus berjalan, bukan hanya untuk memperkuat konektivitas dalam negeri tetapi sebagai salah satu aktivitas penggiat ekonomi yang akan membantu Indonesia tumbuh selama dan di pascapandemi. Bagaimanapun, kita harus bisa keluar dari krisis akibat pandemi dan tetap memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak,” ujar Erick Tohir dalam keterangan resminya.
Hal senada juga dikatakan Presiden Direktur Waskita Destiawan Soewardjono. Ia mengatakan, kerja sama itu merupakan salah satu strategi perusahaan untuk menciptakan potensi pertumbuhan bisnis yang positif pascavaksin Covid-19. “Sektor konstruksi dan infrastruktur adalah salah satu sektor vital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Destiawan.
Melalui sinergi dengan pengembang infrastruktur besar, seperti CCCC, keuntungannya tidak hanya memberikan nilai tambah bagi kedua perusahaan. “Melainkan membawa pula manfaat bagi negara dan masyarakat,” lanjutnya.
Sejalan dengan semangat Kementerian BUMN untuk membangun kemitraan yang kuat antara BUMN dan swasta, Destiawan menjelaskan, akan mengeksplor lebih banyak peluang pembangunan infrastruktur yang dapat disinergikan dengan mitra asing, seperti CCCC maupun partner strategis lainnya.
Sebagai informasi, CCCC merupakan BUMN China yang bergerak di bidang investasi, desain, konstruksi, dan infrastruktur transportasi. Per 31 Desember 2020, tercatat CCCC memiliki aset dengan total nilai mencapai 204 miliar dollar AS.
Seremoni penandatanganan diselenggarakan pada Minggu siang pukul 15.30 WIB. Waskita diwakili oleh Destiawan Soewardjono, sementara CCCC diwakili oleh Yun Liang selaku Executive Director.
Acara tersebut juga disaksikan oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Wamenkeu Suahasil Nazara. Ada yang istimewa pada seremoni penandatanganan itu. Selain dilakukan secara virtual untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19, acara ini juga dilakukan dari tiga negara berbeda, yaitu Indonesia, Tiongkok, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Sementara itu pada 5 Juni 2021, Erick Thohir mendampingi Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam pertemuan tingkat tinggi dengan Pemerintah Tiongkok. Pertemuan itu digelar untuk membahas sejumlah agenda kerja sama terkait proyek kerja sama prioritas, perdagangan, ekonomi, dan investasi yang terangkum dalam kerja sama High Level Dialogue on Cooperation Mechanism (HDCM).
Agenda pertemuan ini adalah bentuk komitmen kedua negara untuk mempererat kerja sama yang menguntungkan, dalam merespons tantangan global terkait dengan BUMN, keuangan, investasi, kesehatan, dan kemaritiman.
Di sektor BUMN, menurut Erick Thohir, Indonesia dan Tiongkok telah menjalin sejumlah kesepakatan penting terutama yang terkait proyek strategis yang kini sedang dikerjakan oleh BUMN. Seperti kerja sama Indonesia sebagai hub regional untuk produksi vaksin, pembangunan pabrik bahan baku obat yang selama ini 90 persen impor dan R&D untuk obat herbal.
"Tentu ini merupakan hal yang positif. Komitmen kerja sama untuk kita mandiri di dunia kesehatan sebagai ketahanan nasional," kata Erick, dalam keterangan tertulis pada Minggu 6 Juni 2021.
Selain itu, kerja sama pada sejumlah proyek infrastruktur vital dan kemaritiman juga bakal ditingkatkan. Erick menegaskan bahwa kerja sama itu menempatkan narasi keberpihakan terhadap perekonomian rakyat, yang dilakukan dengan memperhatikan kepentingan nasional yang strategis. Proyek akan melibatkan BUMN, yang akan menjadi motor pembangunan di sejumlah wilayah di nusantara.
Erick mengatakan, sesuai dengan yang disampaikan Menko Luhut, kerja sama ini dijalin dengan prinsip kesetaraan. Pada era pandemi saat ini, yang mana seluruh negara terdampak, lanjut Erick, maka kerja sama semacam ini menjadi jawaban untuk bisa bersama-sama mengatasi krisis. "Ini menjadi komitmen dan usaha bersama untuk berkontribusi memberi perbaikan di segala sektor pascapandemi," ujarnya. (*)
Posting Komentar