Menyatukan Kekuatan Penanganan Pangan
Pembentukan holding BUMN klaster pangan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pangan nasional.
Pemerintah terus mendorong pembentukan perusahaan induk (holding). Tujuannya agar kinerja perusahaan menjadi meningkat, selain nilai pasar perusahaan baru itu juga terkerek.
Selain itu, melalui holding, perusahaan-perusahaan yang tergabung di entitas baru itu bisa saling menyinergikan kekuatannya dan menjadi lebih sehat di masa mendatang. Demikian pula dengan rencana pembentukan holding BUMN Pangan.
Khusus holding BUMN Pangan, setidaknya ada sembilan BUMN yang tergabung di holding itu, dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Persero) sebagai induknya. Sedangkan perusahaan lain adalah PT Bhanda Ghara Reksa (BGR), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Pertani, PT Sang Hyang Seri (SHS), PT Perikanan Nusantara (Perinus), Perum Perikanan Indonesia (Perindo), PT Garam, dan PT Berdikari.
Dalam skenario pembentukan holding BUMN klaster pangan, RNI sebagai induk beranggotakan PT Garam dan PT Berdikari (keduanya tidak dimerger). Anggota lainnya adalah tiga perusahaan hasil merger, yakni BGR digabung dengan PPI, Pertani dengan SHS, dan Perinus dengan Perindo.
Menurut Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR, Rabu (19/5/2021), rencana pembentukan holding itu kini tengah dibahas intensif antarkementerian.
Kementerian yang terlibat, yakni Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan HAM, Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan kementerian terkait lainnya. “Dalam roadmap pembentukan holding BUMN Pangan ditargetkan terbentuk pada kuartal III-2021 atau paling lambat September tahun ini,” ujarnya.
Sinergi Kekuatan
Menurutnya, pembentukan holding tersebut bertujuan menyinergikan kekuatan, sehingga ada atau tidak ada penugasan dari pemerintah maka BUMN klaster pangan tetap bisa berkembang di masa depan
“Kita semua berharap punya new hope, bahwa (holding) BUMN klaster pangan ini mohon dapat dukungan (DPR) supaya bisa terbentuk maksimal kuartal III tahun ini, pada September,” tambah Arief.
Dalam proses pembentukan holding tersebut, beberapa langkah sebelum terbentuknya holding, terlebih dahulu dilakukan pembentukan persero dari Perum Perindo. Selanjutnya dilakukan proses merger beberapa BUMN. Berikutnya, baru dilakukan inbreng untuk pembentukan holding pangan.
“Bidang Pertani dengan SHS bisnisnya benih dan beras sehingga digabung, Perindo dengan Perinus juga bisnisnya sama di bidang perikanan, BGR dengan PPI di bidang perdagangan. Sementara PT Garam dan PT Berdikari sendiri tidak merger, jadi hanya enam perusahaan yang dimerger menjadi tiga perusahaan,” jelas dia.
Arief menjelaskan, proses bisnis holding BUMN klaster pangan nantinya mulai dari proses input logistic inbound, production, processing, trading, hingga customer. Adanya holding pangan akan menjadi sebuah sinergi efektif dalam klaster pangan. “Nantinya yang dikedepankan adalah aspek komersial, sehingga ada dan tidak ada penugasan, maka BUMN dalam holding bisa stand and fight berkembang,” papar Arief.
Pada satu kesempatan, Wakil Menteri BUMN I Pahala N Mansury mengharapkan holdingisasi BUMN klaster pangan dapat meningkatkan produktivitas pangan nasional.
Holding BUMN Pangan akan dapat memperbaiki kinerja anggota-anggotanya sehingga ke depan menjadi BUMN Pangan yang membanggakan. “Diharapkan kesembilan BUMN Pangan ini betul-betul dapat meningkatkan produktivitas pangan dan membantu ketahanan serta kedaulatan pangan nasional,” ujar Pahala.
Pahala menjelaskan, dalam holdingisasi BUMN Pangan perlu juga dikaji tentang potensi pengembangan bersifat organik dan nonorganik, perannya sebagai offtaker beberapa komoditas pangan, dan diperlukannya fixing the basic BUMN klaster pangan, seperti bisnis model, pengelolaan cash flow, proses pengadaan, proses kemitraan dan lainnya sebagai upaya perbaikan.
Pahala menyakini, entitas baru yang mengangkut kesembilan BUMN klaster pangan itu harus berhasil dengan dukungan action plan yang jelas, key performance indicator (KPI) yang tepat, serta bentuk sinergi yang terarah antar-BUMN Pangan.
Tentu harapan yang diusung dengan pembentukan holding pangan itu sangat tinggi. Harapan itu berupa dengan holding kelak ada satu kesatuan mulai dari hulu sampai hilir.
Perusahaan holding itu nantinya benar-benar menangani mulai dari beras, jagung, ayam, sapi, kambing, ikan cabai, bawang, gula, dan garam. Hal ini nantinya akan terhubung dalam satu satu supply chain dan di ujungnya sampai dengan retail sales dan bisa naik kelas menjadi perusahaan berskala global. (*)
Posting Komentar