Pelabuhan Baru Terintegrasi di Indonesia Timur
Kelak, pelabuhan itu diproyeksikan sebagai pelabuhan yang terintegrasi dengan industri perikanan dan menjadi pusat konsolidasi kargo di kawasan Indonesia timur.
Pemerintah terus menggenjot pembangunan di Indonesia bagian timur untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dengan daerah lainnya, terutama infrastruktur. Ambon New Port adalah salah satunya.
Pelabuhan itu nantinya diproyeksikan menjadi pelabuhan yang terintegrasi dengan industri perikanan dan menjadi pusat konsolidasi kargo di kawasan Indonesia timur.
Direncanakan, pemancangan tiang perdana (groundbreaking) pelabuhan itu direalisasikan pada akhir 2021 dan pembangunan konstruksi fisik diharapkan selesai pada 2023. Proyek pembangunan Pelabuhan Ambon New Port dilakukan untuk menggantikan Pelabuhan Yos Sudarso, yang terletak di pusat kota Ambon dan sudah tidak memungkinkan lagi untuk dikembangkan.
Rencananya, pelabuhan baru itu akan berdiri di perbatasan Desa Waai dan Liang, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon. Lahan yang telah disediakan seluas 700 hektare. Investasi pelabuhan itu mencapai Rp5 triliun dengan menggunakan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
Berkaitan dengan rencana pembangunan Ambon New Port, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengemukakan, pembangunan pelabuhan itu merupakan permintaan Presiden Jokowi. “Tahap awal, pemerintah akan memulai membebaskan tanah 200 hektare terlebih dahulu. Kemudian mempersiapkan infrastruktur dasar, setelah itu pemerintah akan melakukan lelang KPBU,” ujarnya dalam video yang diunggah di kanal YouTube Sekretariat Kabinet.
Harus diakui, pemerintah memang harus membangun pelabuhan baru bila ingin menjadikan Ambon sebagai pusat pertumbuhan baru di Indonesia timur. Tidak itu saja, keberadaan Pelabuhan Ambon New Port bertujuan untuk mengoptimalisasi potensi ikan di Maluku dan Papua.
Di sisi lain, bila hanya mengandalkan pelabuhan eksisting juga sudah tidak memungkinkan. Selain berada di pusat kota, areal pelabuhan juga berada di permukiman padat penduduk.
Sangat Strategis
Dalam kesempatan terpisah, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agus Purnomo mengemukakan, posisi Ambon New Port sangat strategis karena memiliki akses menuju Taiwan, Tiongkok, dan Australia sekaligus. Lantaran itulah, tempat itu menjadi wilayah perikanan yang strategis.
Agus menambahkan rencananya, dana awal pembangunan pelabuhan itu menggunakan dana APBN. Setelah itu, pemerintah membuka peluang bagi swasta masuk melalui skema KPBU.
“Alhamdulillah untuk Pelabuhan Ambon New Port ini banyak investor swasta baik luar maupun dalam negeri yang berminat. Sebab, di sana akan dikelola beberapa wilayah perikanan sehingga diharapkan terjadi integrated fishing industry dry port, termasuk untuk kargo kontainer pelabuhan akan disiapkan di sini,” ujarnya.
Agus menyakini, ke depan Pelabuhan Ambon New Port akan penuh sehingga bisa dikembangkan untuk hal lain. Ambon New Port juga akan didesain sebagai international port untuk mendukung industri pengolahan ikan dan ekspor ikan.
“Dengan begitu, ke depan industri perikanan bukan hanya berpusat di Maluku tetapi juga Maluku Utara, Papua Barat, dan Sorong, karena terdapat tiga Wilayah Pengolahan Perikanan (WPP) yang mengelilingi Maluku,” tutur Deputi I Kepala Staf Presiden (KSP) Febri Calvin Tetelepta.
Febri menambahkan, kebijakan pembangunan Ambon New Port merupakan program yang dicanangkan secara serius oleh Presiden Joko Widodo demi menjadikan Ambon dan Maluku sebagai lumbung industri perikananan. Tidak dipungkiri, kawasan Indonesia timur, termasuk Maluku, memiliki potensi besar sebagai lumbung ikan nasional. Namun, hal itu belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena belum ada integrasi antara pelabuhan dan kawasan industri.
“Dalam laporan Menteri Kelautan dan Perikanan, banyak sekali hal yang bisa diefektifkan agar fungsi-fungsi penangkapan ikan itu bisa dilakukan secara masif. Dari situ kita melihat bahwa untuk menjadikan satu sentra lumbung ikan nasional, tidak cukup pelabuhan-pelabuhan yang ada yang dikembangkan atau digunakan, tetapi kita membutuhkan satu pelabuhan di mana pelabuhan itu terintegrasi bersama dengan kawasan industri,” ujarnya.
Menhub Budi Karya juga menambahkan, Presiden Jokowi telah memerintahkan jajaran terkait untuk bersinergi dalam mempersiapkan pembangunan pelabuhan yang terintegrasi dengan industri perikanan tersebut. “Presiden memerintahkan kepada kami untuk mempersiapkan, dan kami bekerja sama dengan Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), dengan memberikan konsultasi kepada kami,” terangnya.
Pembangunan pelabuhan ini mengusung konsep pelabuhan yang terintegrasi yang memiliki terminal peti kemas internasional dan domestik, terminal roro, pelabuhan perikanan (tempat pelelangan dan pengolahan ikan), kawasan industri logistik, terminal LNG dan powerplant, dengan panjang total dermaga 1.000 m (ultimate).
Saat ini, proyek Ambon New Port telah dikaji oleh World Bank Eastern Indonesia Port-Led Development Project. Tenggat studi pendahuluan diharapkan rampung pada Mei 2021. Selain World Bank, PT SMI juga melakukan kajian yang sama terhadap pelabuhan tersebut.
"Untuk menjadikan satu sentra lumbung ikan nasional, tidak cukup pelabuhan yang ada. Kita butuh pembangunan pelabuhan bersama dengan kawasan," ujar Budi Karya. (*)
Posting Komentar