Sambutan ala Mama-Mama Papua pada PON XX 2021
Menyambut pelaksanaan PON XX di Papua, mama-mama Papua melakukan sejumlah persiapan. Di antaranya, membuat beragam suvenir untuk oleh-oleh bagi para kontingen dan penonton ajang olah raga tingkat nasional tersebut.
Sejumlah masyarakat dari kelompok perajin noken yang berasal dari Kabupaten Asmat mendatangi Kantor Bupati Jayapura, beberapa waktu lalu. Tujuan mereka adalah menemui Bupati Jayapura demi memberikan dukungan terhadap Kabupaten Jayapura, sebagai salah satu tuan rumah pelaksanaan PON XX.
PON XX yang dilaksanakan di Papua digelar di tiga tempat. Pembukaan dan penutupan di Stadion Lukas Enembe, setelah itu sejumlah cabang olahraga disebar di Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Mimika.
Kedatangan mama-mama perajin noken itu tak lain untuk meminta dukungan dari Pemerintah Kabupaten Jayapura agar menyediakan fasilitas dan tempat jualan bagi para perajin noken khas Kabupaten Asmat pada saat penyelenggaraan PON XX. Sehingga, para perajin noken itu bisa bergabung dan memasarkan hasil kerajinan tangan di venue-venue yang tersebar di Kabupaten Jayapura.
Noken adalah tas tradisional Papua, yang pada zaman dulu digunakan untuk wadah hasil hutan. Sekarang noken dipakai untuk tas kerja. Bahkan Kabupaten Jayapura pernah mewajibkan pegawainya memakai noken pada hari kerja tertentu. Ada bermacam-macam jenis noken dilihat dari bahan dasar. Noken kulit kayu, noken serat kayu, noken kulit batang anggrek. Harga noken pun bervariasi, dari Rp200.000 hingga 3 juta, tergantung tingkat kesulitan membuatnya.
Mama-mama Asmat itu berencana mengirimkan 10 perajin yang akan memasarkan cendera mata Kabupaten Asmat. “Atas nama pemerintah, kedatangan masyarakat Asmat ke Kabupaten Jayapura dalam rangka mendukung PON sangat kami apresiasi. Sebagai sub PB PON di di Kabupaten Jayapura, kami pun siap menerima bahkan memfasilitasi," demikian disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura Hanna Salomina Hioyabi.
Mengenai hal itu selanjutnya, Hanna mengungkapkan, pihaknya akan menunjuk dinas teknis untuk mengurus fasilitas yang disiapkan bagi para mama Papua dari Kabupaten Asmat itu. Di Kota dan Kabupaten Jayapura sendiri sejatinya sudah mulai bermunculan industri kecil kerajinan tangan dan pernak-pernik untuk oleh-oleh Papua. Ada yang berbentuk batik Papua, noken, gelang, kalung, lukisan ornamen khas Papua, ikat kepala, panah, tombak, patung, dan lain-lain.
Sejauh ini, penjualan benda-benda yang berukuran cukup besar serupa itu masih terbatas di toko-toko, seperti kompleks kerajinan tangan Pasar Hamadi di Kota Jayapura, sejumlah ruko di Hawai Sentani, dan di bandara. Tapi untuk sekadar oleh-oleh yang bentuknya kecil seperti gelang-kalung, noken, telah banyak dijual orang di trotoar Kota Jayapura, Pantai DOK II, ruko Sentani, dan pintu masuk Bandara Sentani.
Geliat industri kerajinan tangan jelang PON XX juga tampak dari upaya melatih sejumlah pembatik orang asli Papua (OAP) di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Pelatihan membatik level 2 (lanjutan) itu diadakan oleh Dinas Koperasi dan UKM (Dinkop dan UKM) Kabupaten Jayapura. Tujuannya, agar para pembatik lokal dari berbagai wilayah di Kabupaten Jayapura itu bisa meningkatkan kreativitas sekaligus menambah penghasilan dari usaha membatik.
Sedikitnya, ada 15 orang peserta, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka antusias mengikuti pelatihan membatik, mulai dari membuat batik cap, batik tulis, mewarnai batik, hingga bironi batik.
Pelatihan dilaksanakan di Sanggar Batik Telaga Ria, Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, dengan menghadirkan pemilik Natural Dyes Batik (Akasia Batik) Yogyakarta. Pelatihan itu berlangsung selama 10 hari, sejak 15 Juni 2021 sampai dengan 25 Juni 2021.
Bupati Jayapura Mathius Awoitauw kepada Indonesia.go.id mengatakan, PON XX menargetkan tiga sukses. Yakni, sukses prestasi, sukses administrasi, dan sukses ekonomi. Untuk sukses ekonomi, Pemerintah Kabupaten Jayapura mengajak berbagai pihak, BUMN, BUMD, dan juga swasta untuk membantu menyediakan dan menata tempat lapak penjualan mama-mama Papua. Diharapkan, mereka itu bisa berjualan di tempat yang layak, tidak kepanasan saat terik, dan tidak kebasahan saat hujan.
Dalam bayangan Mathius, kelak di setiap venue cabang olahraga yang dipertandingkan akan didirikan semacam tenda-tenda jualan. “Mereka bisa berjualan suvenir, kain batik, kerajinan tangan, dan kuliner khas Papua. Puluhan ribu orang akan berada di Kabupaten Jayapura pada saat pembukaan dan penutupan PON XX. Masyarakat harus bisa memberikan nilai ekonomi pada penyelenggaraan PON ini,” harap Mathius.
Hal yang lebih penting lagi, Mathius menegaskan, ia berharap masyarakat Kabupaten Jayapura sudah divaksin dan disiplin dalam menjalankan prosedur kesehatan, sehingga ketika melayani tamu, tamu akan merasa aman. “Jadi ada target tambahan, tidak cuma tiga sukses yang tadi, tapi menjadi empat. Yakni, sukses prestasi, sukses administrasi, sukses ekonomi, tapi juga sukses bebas Covid-19,” tuturnya. (*)
Posting Komentar