Kementan: Anjing dan Kucing Belum Terbukti Menulari COVID-19
Jakarta - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), Nasrullah, menyampaikan, risiko hewan kesayangan seperti anjing dan kucing menularkan COVID-19 kepada manusia termasuk kecil. Hal ini berdasarkan pernyataan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE).
"WHO dan OIE telah menegaskan bahwa penularan utama COVID-19 terjadi antara manusia ke manusia," kata Nasrullah di Jakarta, dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik, Sabtu (10/7/2021).
Ia mengimbau, perhatian masyarakat dan pemerintah harus tetap fokus dalam pencegahan penularan COVID-19 antar manusia. Meski demikian, Nasrullah menilai tetap perlu kewaspadaan dari masyarakat, karena potensi penularan dari hewan tetap ada walaupun kecil.
"Seperti halnya penularan virus melalui lingkungan atau barang, potensi penularan dari hewan kesayangan ke manusia tetap ada walaupun kecil," tegas Nasrullah.
Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen PKH Kementan, Nuryani Zainuddin menambahkan, Kementan terus memonitor kemungkinan adanya hewan termasuk anjing dan kucing yang tertular SARS-CoV-2 atau COVID-19. Hal ini sebagai bentuk kesiagaan pemerintah atas potensi penularan.
Misalnya, dengan melakukan pemeriksaan sampel pada hewan, khususnya hewan kesayangan yang pemiliknya positif COVID-19 dan hewan yang dilalulintaskan.
“Sejauh ini hasilnya negatif. Saya menghimbau agar masyarakat segera melaporkan kepada dinas terkait apabila ada hewan kesayangan yang diduga terinfeksi oleh virus penyebab COVID-19 dari pemiliknya,” imbuh Nuryani.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen PKH, Syamsul Ma’arif, mengatakan, sampai saat ini juga belum ada laporan ilmiah yang membuktikan hewan kesayangan, seperti anjing dan kucing dapat menularkan penyakit ini ke manusia.
Maka, menurutnya masyarakat tidak perlu resah dan cemas berlebihan akan hal ini. Ia menyarankan masyarakat justru semakin merawat dan tidak menelantarkan hewan kesayangannya.
"Saya imbau agar masyarakat tidak resah dan tidak menelantarkan hewan peliharaannya, serta terus memelihara dengan baik dan memastikan kesehatan dan kesejahteraan hewan kesayangannya tersebut," ucap Syamsul.
Terpisah, Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB-PDHI) M. Munawaroh, berpesan kepada masyarakat agar selektif dan cerdas dalam menerima informasi.
Apabila ada informasi tentang kejadian COVID-19 pada anjing dan kucing, ia meminta masyarakat untuk tidak langsung mempercayainya, dan secara aktif berkonsultasi dengan dokter hewan praktek yang ada di wilayah masing-masing untuk mendapatkan informasi yang tepat.
"Dan untuk para dokter hewan, saya minta apabila ada anjing dan kucing yang ditanganinya diduga sakit karena COVID-19, segera lapor ke dinas yang menangani fungsi kesehatan hewan setempat atau ke Balai Besar/Balai Veteriner terdekat," jelas Munawaroh.
(Foto: Petugas bersama warga menimbang seekor kucing peliharaan sebelum penyuntikan vaksin anti rabies di Banda Aceh, Aceh, Rabu (7/7/2021). Dalam rangka memperingati Hari Zoonosis Sedunia, Dinas Peternakan Provinsi Aceh menyelenggarakan vaksinasi rabies secara gratis dengan tujuan untuk mengantisipasi adanya virus rabies yang menjangkit hewan peliharaan. ANTARA FOTO.
Posting Komentar