Memastikan Pasokan Oksigen Medis Mencukupi
Melonjaknya kasus Covid-19 membuat permintaan tabung gas oksigen medis turut meningkat. Pemerintah menjamin stok tabung oksigen mencukupi.
Hingga Selasa, 29 Juni 2021, penanganan pasien sembuh dalam pandemi Covid-19 bertambah lagi sebanyak 9.645 orang. Demikian dilaporkan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Masih menurut data itu, penambahan ini meningkatkan angka kumulatif kesembuhan hingga melebihi 1,8 juta orang sembuh, atau angka tepatnya 1.869.606 orang (86,7 persen).
Sementara itu, penerima vaksin hingga Selasa (29/6/2021) bertambah sebanyak 884.876 orang dan totalnya melebihi 28 juta orang atau 28.304.774 orang. Sedangkan yang menerima vaksinasi kedua juga meningkat menjadi 13.329.738 orang.
Untuk target sasaran vaksinasi berada di angka 40.349.049 orang. Meski demikian, kasus aktif atau pasien positif yang masih membutuhkan perawatan medis, bertambah sebanyak 10.359 kasus dan totalnya mencapai 228.835 kasus (10,6 persen).
Pada pasien terkonfirmasi positif (RT-PCR/TCM dan rapid antigen), bertambah sebanyak 20.467 kasus dan kumulatifnya, atau jumlah pasien terkonfirmasi positif yang tercatat sejak kasus pertama hingga hari ini, mencapai 2.156.465 kasus.
Akibat kondisi itu, harus diakui bed occupancy ratio (BOR) sejumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan termasuk Wisma Atlet pun melonjak. Kondisi ini juga diikuti dengan naiknya permintaan tabung gas yang mengalir deras.
Wabah pandemi pun meledak. Menyadari RS sudah tak mampu menampung, masyarakat yang terkena Covid-19 pun melakukan langkah pengamanan dengan melakukan perawatan isolasi mandiri.
Bahkan, dalam melakukan isolasi mandiri warga masyarakat pun cukup lengkap menyediakan perangkat kesehatan di rumahnya, salah satunya adalah menyediakan tabung gas oksigen.
Memastikan Logistik Lancar
Meningkatnya permintaan tabung gas medis dibenarkan oleh para pedagang. Mereka mengakui, permintaan tabung gas oksigen terus mengalir deras dalam beberapa hari terakhir. Mereka juga membeberkan, mendapat permintaan pengadaan tabung untuk isolasi mandiri pasien Covid-19.
Rata-rata mereka memesan lewat telepon maupun aplikasi WhatsApp tanpa harus datang ke lokasi. Namun pedagang mengaku cukup takut mengirimnya langsung ke lokasi, meski sebagian pengiriman lewat aplikasi ojek online.
"Sekarang banyak yang cari tabung agak gede. Ada yang karena Covid di rumah, jadi stok 6-10 tabung untuk 1 keluarga, isi oksigen sampai Rp900.000," kata Usman, seorang pedagang di Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Usman rata-rata mengantar tabung gas oksigen berukuran besar ke rumah pembeli. Padahal pedagang menjual gas oksigen dengan beberapa satuan, sesuai ukuran tabung, mulai dari 1 m3, 1.5 m3, 2 m3, hingga 6 m3. Harga oksigen beserta tabungnya 2 m3 = Rp1.600.000. Dan beberapa pedagang ada yang menjual dengan ukuran ½ m3 seharga Rp400 ribu atau ukuran ¼ m3.
Saat ini, lebih banyak masyarakat yang memilih untuk membeli ukuran besar maupun sedang. “Yang jelas permintaan lagi deras.”
Berkaitan dengan kelangkaan tabung oksigen tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, Indonesia masih memiliki stok tabung oksigen yang cukup di tengah lonjakan kasus Covid-19. “Saat ini masih ada stok 3.000 tabung oksigen,” ujarnya menjawab kekhawatiran akan tipisnya persediaan oksigen di Indonesia.
“Jumlah tabung di kita masih ada stok 3.000 dan para produsen tabung perusahaan dalam negeri. Mereka bisa cepat memproduksi tabung oksigen. Dengan begitu bisa diantisipasi potensi kekurangan tabung," tambahnya, dalam konferensi pers virtual, Jumat (25/6/2021).
Dia mengungkapkan, saat ini pemerintah juga sudah memegang komitmen dari penyuplai oksigen dalam negeri untuk mengalihkan kapasitas produksinya dari untuk industri menjadi untuk kebutuhan medis. Dengan begitu akan ada stok oksigen yang mencukupi di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi.
Menurut Budi Gunadi, persoalan bukan ada pada langkanya tabung oksigen. Melainkan, yang perlu diperbaiki adalah persediaan oksigen medis atau aspek logistik.
Pemerintah pun akan memastikan kelancaran logistik dari truk-truk pengangkut oksigen sehingga tidak terkena hambatan penyekatan atau kelebihan muatan. "Kami berdiskusi dengan produsen oksigen ini, kami bisa mengisi dengan truk-truk yang berasal dari Jabar dan Jatim. Kami sudah berkoordinasi dengan Polri agar logistik truk besar ini aman. Jadi tidak ada gangguan ataupun ODOL jadi logistik bisa lancar," ujarnya.
Dalam rangka mengamankan pasokan oksigen medis, sebelumnya Kementerian Perindustrian bersama Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) dan para pelaku industri terkait berupaya menjaga ketersediaan pasokan oksigen medis untuk kebutuhan sejumlah rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia.
"Kemenperin sudah membahas dengan asosiasi terkait kekurangan kekurangan oksigen di beberapa rumah sakit di Jawa Tengah. Mereka akan menyuplai dari pabrik-pabrik di Jawa Barat dan Jawa Timur. Kami akan terus memastikan kebutuhan oksigen di rumah sakit terpenuhi dan sudah disanggupi oleh asosiasi," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dalam keterangan resmi, Kamis (24/6/2021).
Adapun kapasitas produksi gas oksigen di Indonesia 650 juta ton per tahun, sebanyak 300 juta ton per tahun terintegrasi dengan pengguna. Saat ini utilisasi rata-rata industri gas oksigen sekitar 80% karena sangat tergantung lokasi. Untuk tahun ini, hingga Juni 2021 tercatat sudah ada tujuh juta liter oksigen yang dipesan. (*)
Posting Komentar