News Breaking
Live
wb_sunny

Peta Jalan Mempercepat Transformasi Digital

Peta Jalan Mempercepat Transformasi Digital


Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah merampungkan Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, peta jalan dibuat untuk mempercepat transformasi digital dengan empat fokus utama.

Dalam kunjungan kerjanya di Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (28/6/2021), Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyatakan, dalam upaya mempercepat transformasi digital di Indonesia maka pihaknya menggulirkan Program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) agar bisa menjangkau 12,5 juta orang di tahun 2021. Di NTT sendiri, Menkominfo menargetkan GNLD bisa menjangkau 200 ribu orang agar melek literasi digital.

Di samping itu, Kementerian Kominfo juga akan membangun 421 unit base transceiver station (BTS) yang tersebar di 421 wilayah bumi Flobamora (Flores, Sumba, Timor). Pembangunan jaringan telekomunikasi tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas digital di seluruh penjuru tanah air, termasuk wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Proyek menara telekomunikasi seluler ini di NTT diharapkan tuntas pada 2022.

Gerakan Nasional Literasi Digital yang digelar secara besar-besaran pada 2021 serta akselerasi pembangunan infrastruktur digital dengan membangun ratusan BTS, jaringan internet desa, serta jaringan backbone Palapa Ring merupakan dua dari empat fokus utama dari Roadmap Jalan Indonesia Digital 2021-2024. 

Kominfo sendiri telah merampungkan Roadmap Indonesia Digital 2021-2024 atau Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024. Menteri Kominfo Johnny G Plate menyatakan, peta jalan itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat transformasi digital dengan empat fokus utama.

Peta Jalan Indonesia Digital yang pertama adalah percepatan infrastruktur untuk memperluas akses masyarakat terhadap internet. Kedua, mendorong adopsi teknologi. Ketiga, peningkatan talenta digital dan terakhir menyelesaikan regulasi pendukung yang bertujuan untuk menyiapkan masyarakat digital.

Menteri Johnny menyatakan, percepatan infrastruktur digital menjadi fondasi utama untuk menghadirkan layanan digital dan mendukung transformasi digital sesuai program yang dicanangkan pemerintah pusat.

Oleh karena itu, untuk memastikan pembangunan infrastruktur secara merata di semua level, pemerintah telah membuat proyek besar pembangunan infrastruktur internet di 12.548 desa yang belum terjangkau akses internet. Proyek ini ditunjang dengan pembangunan kabel serat optik (fiber optic) di darat dan di laut yang massif dilakukan. Semua ini ditargetkan selesai pada 2022.

Seturut dengan misi pemerintah, yakni membangun dari pinggiran, pemenuhan infrastruktur digital diprioritaskan ke di wilayah 3T, akses internet sedang digarap di 9.113 desa dan kelurahan. Sedangkan di wilayah komersial atau non-3T, menjadi komitmen operator seluler untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara simultan di 3.435 desa dan kelurahan.

"Tahun 2022 nanti kita tentu berharap seluruh desa dan kelurahan di Indonesia sudah di-cover oleh BTS. Selain itu, pemerintah juga akan membangun layanan internet 5G untuk publik dan komersial. Ini butuh biaya yang banyak," ungkap Menteri Johnny.

Pemerintah Indonesia menggunakan serat optik untuk meningkatkan konektivitas digital hingga kebijakan meluncurkan High-Throughput Satellite SATRIA-1. Satelit multifungsi itu digunakan untuk melengkapi jaringan kabel serat optik yang sudah terbangun.

Satelit yang akan diluncurkan di Amerika Serikat pada 2023 digunakan untuk penyediaan akses internet di 150.000 titik layanan publik dari total 501.112 titik layanan publik di Indonesia yang belum tersedia akses internet.

Tidak hanya itu. Untuk mewujudkan pemerintahan digital atau e-government, Kominfo telah menyiapkan pembangunan pusat-pusat data yang akan ditempatkan di empat lokasi berbeda. Tujuannya adalah mewujudkan Satu Data Indonesia.

Optimasi Ekonomi Digital

Menurut Menkominfo dengan pembangunan infrastruktur digital yang massif dan penyediaan pusat data pemerintah untuk layanan pemerintahan digital ini, diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi digital Indonesia.

Pengembangan ekonomi digital tersebut tentunya juga didukung oleh manajemen talenta digital yang lebih luas dan massal lagi. Peta Jalan ini mendorong adanya ekosistem pemanfaatan TIK digital agar Indonesia mampu bersaing di kancah global.

"Hilirnya daripada infrastruktur TIK yaitu ekonomi digital itu sendiri. Makanya, kita harus memanfaatkan infrastruktur kita untuk memanfaatkan ekonomi digital. Di Indonesia saat ini tulang punggung perekonomian kita adalah UMKM dan Ultra Mikro yang menjadi penyumbang 61,07% dari GDP nasional," jelas Johnny Plate.

Pemerintah memberi perhatian serius kepada 64.2 juta UMKM Indonesia untuk bisa onboard go digital, karena potensi ekonomi digital Indonesia yang besar. Bahkan, Pemerintah telah menargetkan agar pada 2024, jumlah pelaku UMKM yang tergabung ke dalam ekosistem digital dapat meningkat pesat hingga 30 juta pelaku melalui Program Nasional Gerakan Bangga Buatan Indonesia.

Melalui peta jalan itu diharapkan dapat menghasilkan unicorn dan startup digital baru di sektor jasa keuangan digital, digitalisasi perindustrian, media hiburan (digital broadcasting), pertanian dan perikanan digital, pendidikan digital, kesehatan digital, serta real-estate atau perkotaan digital. Peluang yang amat besar mengingat ekonomi digital Indonesia pada 2025 diproyeksikan berkembang dari USD44 miliar menjadi USD124 miliar atau setara dengan 40% dari nilai ekonomi digital ASEAN. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar