Rebranding, PR Besar Humas Pemerintah
Jakarta - Masa kepengurusan organisasi Ikatan Pranata Humas Indonesia (Iprahumas) periode 2019-2021 akan segera berakhir. Melalui program Live di Instagram - NGAPEL (Ngobrol Asik Pranata Humas Eksis Live) Edisi Spesial Ngobrol Bareng Kandidat Ketua Umum Iprahumas Periode 2022-2024, para kandidat berkesempatan menjelaskan visi, misi dan program kerja yang akan dilaksanakan pada periode selanjutnya.
NGAPEL yang terdiri dari tiga episode tersebut, salah satunya menghadirkan Pranata Humas Madya - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Dyah Rachamawati Sugiyanto. Kandidat Ketua Umum Iprahumas ini memiliki visi ‘Membangun ekosistem kehumasan pemerintah yang inovatif, kreatif, dan kolaboratif melalui organisasi profesi Iprahumas’.
Dyah juga menyebutkan, tiga misi yang dibidiknya, yaitu meningkatkan kompetensi humas pemerintah, menjalin kerja sama dengan para stakeholder, dan mendorong terwujudnya penyetaraan tunjangan Jabatan Fungsional Humas Pemerintah. Mengenai program,
Dyah menjabarkan, dirinya menggagas program pelatihan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan Kehumasan untuk para anggota Iprahumas. Selain itu, ia berharap dapat melakukan optimalisasi kanal diseminasi dan informasi resmi Iprahumas.
“Program lainnya adalah kolaborasi terbuka dengan berbagai instansi, komunitas Humas, dan organisasi profesi baik di dalam maupun luar negeri, juga meningkatkan keterlibatan dan koordinasi dengan Pengurus Cabang Iprahumas untuk profesionalisme pemberdayaan SDM Humas Pemerintah di berbagai wilayah Indonesia,” tutur Dyah dalam keterangannya yang diterima redakai, Senin (26/7/2021).
Dyah yang juga sempat menjadi Ketua Umum Iprahumas 2018-2019 menyatakan bahwa dirinya ingin mengembangkan organisasi Iprahumas untuk tujuan rebranding Humas Pemerintah.
“Menurut saya, rebranding humas pemerintah itu merupakan PR (pekerjaan rumah-red) terbesar jadi perlu disusun strategi dan tahapan komunikasinya. Melalui Iprahumas, saya yakin itu bisa diwujudkan,” ungkapnya.
Mengenai pengelolaan komunikasi yang efektif, Dyah menjelaskan, komunikasi yang humanis adalah cara terbaik. Di dalamnya perlu ada kreativitas dan nilai seni, karena seni itu menyenangkan dan harusnya karya seni itu bisa dinikmati banyak orang.
“Komunikasi yang humanis itu seperti halnya public relations yang sarat akan seni di dalamnya. Jadi prinsip-prinsip komunikasi PR yang humanis itu menurut saya efektif untuk pengelolaan komunikasi publik,” pungkasnya.
Pada sesi NGAPEL edisi spesial, Iprahumas juga mengundang kandidat-kandidat Ketua Umum lainnya yaitu Thoriq Ramadani (Pranata Humas Kementrian ESDM), Rommy Perdana Putra (Pranata Humas BSN), Krishna Pandu Pradana (Pranata Humas Kemenkeu), Winda Eka Putri (Pranata Humas UNPAD), dan Fachrudin Ali Achmad (Pranata Humas Kemenkes). (InfoPublik)
Posting Komentar