Selamat Berjuang Olimpian Garuda
Para atlet Merah Putih akan bertanding pada Olimpiade Tokyo 2020, 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. Mereka tidak hanya berlomba untuk mempersembahkan juara, tapi juga berupaya sekuat tenaga terhindar dari bahaya penularan virus corona selama berkompetisi.
Pesta olahraga multicabang para atlet terbaik dunia, Olimpiade Tokyo 2020, tinggal menghitung hari. Perhelatan olahraga musim panas ini akan digelar di Tokyo, 23 Juli sampai 8 Agustus 2021. Indonesia menjadi satu di antara 205 negara peserta pada penyelenggaraan olimpiade ke-32. Sebanyak 28 atlet terbaik Indonesia akan berkompetisi pada 8 dari total 33 cabang olahraga yang dilombakan di olimpiade yang telah dua kali digelar di Jepang setelah tahun1964. Olimpiade kali ini diikuti hampir 12 ribu atlet.
Para olimpian Garuda itu akan berlaga di cabang bulu tangkis (11 atlet), atletik (2 atlet), panahan (4 atlet), menembak (1 atlet), dayung (2 atlet), angkat besi (5 atlet), selancar (1 atlet) dan renang (2 atlet). Tahap pertama kontingen Merah Putih yaitu atlet-atlet cabang bulu tangkis akan berangkat pada 8 Juli langsung menuju Tokyo. Kendati jadwal berlaga resmi baru dimulai 24 Juli nanti di Musashino Sport Plaza, ke-11 pebulu tangkis tadi harus menjalani adaptasi terhadap arena pertandingan.
Sejak dipertandingkan secara resmi pertama kalinya sebagai cabang memperebutkan medali pada Olimpiade Barcelona 1992 silam, bulu tangkis telah menjadi andalan kontingen Merah Putih. Pasangan Alan Budikusuma dan Susy Susanti menjadi olimpian pertama Indonesia yang merebut emas meski trio srikandi pemanah Indonesia Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani dan Kusuma Wardhani adalah perebut medali pertama Indonesia.
Alan-Susy menyumbang emas perdana dari nomor tunggal putra dan putri Olimpiade Barcelona 1992. Trio srikandi pemanah menjadi perebut medali pertama yaitu perak dari panahan beregu putri Olimpiade Seoul 1988. Sepanjang keikutsertaan Indonesia, sebanyak 32 medali olimpiade berhasil dikumpulkan melalui tiga cabang. Bulu tangkis menyumbang terbanyak yaitu 19 medali (7 emas, 6 perak, 6 perunggu), diikuti angkat besi (6 perak dan 6 perunggu), dan panahan (1 medali perak).
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari menyatakan, meski tidak menggunakan patokan target perolehan medali, pemerintah meminta para atlet bisa menempatkan Indonesia pada urutan 40 besar. Posisi ini jauh lebih baik dibandingkan saat Olimpiade Rio de Janeiro 2016 saat Merah Putih bertengger di urutan 46 perolehan medali.
Olimpiade Tokyo 2020 seperti diketahui diundur waktu pelaksanaannya dari semula tahun lalu pascamerebaknya pandemi. Pada 30 Maret 2020 Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach mengumumkan sendiri penundaan itu setelah berkunjung ke Tokyo. Ia juga minta Jepang menyiapkan diri termasuk lebih ketat lagi dalam memerangi Covid-19. Alhasil, Pemerintah Jepang dan Panitia Olimpiade Tokyo 2020 (TOCOG) memutuskan tidak akan membuka pintunya bagi para penonton asing dari seluruh dunia.
Mereka hanya memberi kesempatan terbatas kepada 10.000 warga Jepang untuk menonton seluruh pertandingan dengan syarat telah divaksin dan menjalani tes usap (swab test). Para penonton ini pun dibatasi hanya boleh mengisi kurang dari 50 persen kapasitas kursi penonton di arena pertandingan. Sebanyak 80 ribu relawan pun telah menjalani vaksinasi. Jepang juga telah melakukan vaksinasi massal kepada lebih dari 8 persen dari total 126 juta penduduknya.
Seperti dijelaskan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari, TOCOG telah menerbitkan peraturan sangat ketat terkait pelaksanaan olimpiade di tengah pandemi yang mulai meningkat lagi jumlah kasusnya di beberapa negara peserta. Pihak TOCOG meminta kepada seluruh negara peserta agar mengisi formulir digital rencana kegiatan seluruh anggota kontingen yang terdiri dari atlet dan ofisial.
Isinya yaitu penjelasan mengenai tanggal berapa kontingen Merah Putih akan masuk Perkampungan Atlet, hari dan pukul berapa akan bertanding hingga di mana lokasi latihan para atlet sebelum berlaga. TOCOG, kata Oktohari, meminta setiap negara mengirimkan permintaan data tadi empat pekan sebelum kontingen tiba di Tokyo. Nantinya TOCOG akan memantau semua aktivitas peserta olimpiade melalui aplikasi berbasis teknologi kecerdasan buatan berdasarkan formulir digital dari tiap negara peserta.
Aplikasi ini wajib diunduh para peserta di setiap gawai yang dimiliki. TOCOG tidak menjelaskan secara rinci sanksi yang diterapkan jika tidak sesuai dengan isi formulir. "Karena itu saya berharap kita semua mematuhi aturan-aturan ketat yang sudah dibuat panitia setempat dan menjaga protokol kesehatan semaksimal mungkin," kata Oktohari.
Panitia juga minta agar seluruh kontingen sudah dalam kondisi tervaksinasi sebelum masuk Jepang. Mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ini mengatakan, TOCOG juga mewajibkan seluruh anggota kontingen untuk menjalani tes usap (swab test) 1-2 hari sebelum keberangkatan. Tes ini dilakukan di fasilitas layanan kesehatan yang telah ditunjuk Pemerintah Jepang melalui kedutaan besar mereka di Jakarta.
Hal yang sama juga berlaku untuk seluruh negara peserta olimpiade. Kendati sudah menjalani serangkaian tes usap, seluruh kontingen tanpa terkecuali tetap diwajibkan mengikuti tes serupa di pintu-pintu masuk menuju Tokyo seperti bandara dan pelabuhan laut. Apabila ditemukan ada salah satu anggota kontingen terkonfirmasi Covid-19, TOCOG akan langsung mengisolasi selama 6 hari di fasilitas-fasilitas kesehatan yang telah disiapkan di sekitar Tokyo.
Tetapi bila tidak ditemukan kasus positif virus corona, seluruh anggota kontingen akan langsung diantar menuju Perkampungan Atlet. Mereka tidak diwajibkan menjalani karantina, hanya saja seluruh peserta olimpiade dilarang berinteraksi dengan warga lokal. Setiap hari akan dilakukan tes usap kepada seluruh peserta olimpiade. Semua kontingen tanpa terkecuali wajib mengenakan masker dan menjaga jarak. TOCOG pun membatasi peserta defile pada upacara pembukaan. Hanya ada 6 atlet dan ofisial yang diperbolehkan ikut defile dari tiap negara peserta.
Seiring penyelenggaraan pagelaran olahraga itu, mengutip BBC, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga memang telah memberikan jaminan kelancaran dan keamanan para peserta olimpiade, termasuk dari kemungkinan terpapar virus corona. Suga sudah menugaskan TOCOG agar memperketat pengawasan protokol kesehatan dan upaya-upaya pencegahan lain agar memperkecil risiko penularan saat olimpiade berlangsung. (*)
Posting Komentar