Digitalisasi, Upaya UMKM Bertahan Kala Pandemi
Ekonomi digital Indonesia diprediksi dapat tumbuh hingga USD124 miliar atau Rp1.785,6 triliun pada 2025. Ini akan menjadi peluang besar bagi 64,19 juta pelaku UMKM Indonesia.
Usaha mikro, kecil, menengah, atau kerap disingkat sebagai UMKM menjadi satu di antara beberapa sektor perekonomian yang terdampak cukup besar saat pandemi virus corona. Dalam rentang 1,5 tahun berlangsung pandemi di tanah air, Bank Pembangunan Asia (ADB) mencatat, sebanyak 88 persen pelaku UMKM kehabisan dana atau modal kerja mereka. Lebih dari 60 persen UMKM di Indonesia juga telah mengurangi pekerjanya.
Padahal dalam situasi normal, UMKM yang berjumlah 64,19 juta pelaku usaha dalam data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2018, telah berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 2018 sebesar 57,8 persen atau Rp8.5733,9 triliun. Angka itu kembali naik pada 2019 menjadi 61,07 persen dari PDB. Mereka juga mampu menyerap 97 persen lapangan kerja.
Agar tetap dapat bertahan dan selamat dari terjangan Covid-19, salah satu alternatif paling memungkinkan bagi UMKM adalah mengembangkan diri secara digital dengan basis teknologi internet. Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin dalam webinar "Menyelamatkan UMKM Lewat Ekonomi Digital" yang digelar Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Sabtu (14/8/2021).
Wirausaha digital, menurut wakil rakyat dari daerah pemilihan Lampung itu, akan menjadi ekonomi masa depan Indonesia dan memberi kontribusi positif bagi pembangunan. Bank Indonesia, kata Azis, memprediksi angka pertumbuhan penjualan UMKM berbasis digital sekitar 33 persen di 2021.
Laporan e-Conomy SEA pada 2020 yang disusun oleh Google bersama Temasek, dan Bain & Company menyebutkan, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai USD44 miliar atau sekitar Rp633,6 triliun. Angka itu akan bertumbuh tiga kali lipatnya pada 2025 menjadi USD124 miliar atau Rp1.785,6 triliun.
"Wirausaha digital tumbuh setiap tahunnya dan menjadi tolok ukur karena selalu berkembang. Pada 2020, pertumbuhan penjualan mereka sebesar Rp253 triliun dan setahun kemudian menjadi Rp330 triliun. Tren ini akan terus naik secara gradual," kata Azis.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Kominfo Rosarita Niken Widiastuti menambahkan, situasi pandemi makin mendorong tumbuhnya sektor digital hingga 20 persen. Gaya hidup di rumah saja (stay at home lifestyle) di mana aktivitas bekerja, belajar, dan berniaga dilakukan dari rumah telah mengerek pertumbuhan sektor digital. Selesainya percepatan pembangunan infrastruktur digital seperti Palapa Ring adalah salah satu dari lima langkah transformasi digital saat pandemi.
Kementerian Kominfo bersama Kementerian Koperasi dan UKM, kata Niken, ikut membangun program UMKM Go Digital dengan target 6 juta pelaku UMKM dapat masuk ke lokapasar (marketplace) pada 2020. Kenyataannya, sudah sekitar 9 juta pelaku UMKM yang masuk lokapasar. Program UMKM Go Digital ini menurut Niken membantu para pelaku UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Selain itu, mencegah hilangnya pasar dari produk yang dihasilkan, dan membuat biaya operasional menjadi lebih rendah. Anggaran untuk pemasaran produk bisa diatur sesuai kebutuhan dan terakhir, dengan bergabung di lokapasar akan membuat pertumbuhan penjualan semakin pesat. Upaya lainnya adalah mengembangkan Gerakan Nasional 1000 Startup Digital untuk mewujudkan potensi Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia. (Penggunaan aplikasi digital oleh sebuab UMKM milik warga di Bandung. Antara Foto)
Posting Komentar