Efek Pandemi Dirasakan Juga Oleh Pengepul Sampah
Temanggung – Efek pandemi, masih dirasakan sebagian warga Temanggung sampai dengan hari ini. Terlihat seorang ibu paruh baya sedang menimbang kardus bekas dan sampah-sampah anorganik di lingkungan SMP Negeri 2 Temanggung, Sabtu (18/9/2021).
Rudiyah (45), ibu dua orang anak, warga Desa Tepusen Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, mengaku efek pandemi masih ia rasakan sampai saat ini.
Warga Temanggung dengan penghasilan tidak tetap ini harus memutar otak agar perekonomian keluarganya tetap berjalan.
“Gara-gara pandemi, penghasilan saya dari menjual kardus dan barang-barang ini menurun hingga 50% bahkan pernah lebih buruk,” ungkapnya.
Itu disebabkan sebagian besar penghasilannya, yaitu berasal dari sampah-sampah sekolahan dan kantin sekolah. Karena pandemi, sampah yang dihasilkan sekolahanpun menjadi berkurang, bahkan tidak ada.
Sampah-sampah yang ia ambil hanya sampah yang sifatnya anorganik dan bisa didaur ulang, seperti kardus, kertas, botol sampai dengan plastik bekas.
“Saya melakukan pekerjaan ini dari sejak anak pertama saya umur 2 tahun hingga sekarang umurnya 21. Alhamdulillah sedikit-sedikit hasilnya bisa buat bayar sekolah anak dan sebagian untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga,” imbuhnya.
Tidak sedikit sekolah yang memanggilnya untuk membeli sampah yang masih layak jual. Akan tetapi dikarenakan pandemi, penghasilannya hanya dari sampah pasar dan sampah rumah tangga yang diambilnya tiap hari.
Sekarang di Kabupaten Temanggung sudah berjalan lagi Pembelajaran Tatap Muka. Meskipun siswa yang masuk masih dibatasi, akan tetapi hal tersebut membawa angin segar bagi Rudiyah dan teman-teman seprofesinya.
Yaitu yang bekerja sebagai pengepul sampah, karena dengan sampah, perekonomian rumah tangganya akan segera membaik. (InfoPublik)
Posting Komentar