Meraup Rezeki dari Maskot PON dan Papeda Bungkus
Sentani - Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 oleh masyarakat setempat dijadikan ajang berjualan berbagai macam kebutuhan para atlet, ofisial maupun penonton. Ada yang berjualan serba serbi PON misalnya kaos, topi, gelang, gantungan kunci, pulpen, bahkan ada pula yang berjualan makanan khas Papua, papeda dingin atau papeda bungkus.
Misalnya, boneka maskot PON Papua, Kangpho dan Drawa dijual dengan bervariasi ukuran dan harga. Boneka ukuran kecil (tinggi sekitar 25 cm) dijual antara Rp250.000–Rp350.000 sepasang. Sedangkan yang lebih besar dijual Rp500.000 sepasang. "Kami ambil barang dari Cikampek dan Bandung," ujar Maman (37) penjual boneka yang mangkal di depan Stadion Lukas Enembe, Kampung Harapan, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.
Kepada kami, Maman juga membandingkan kualitas jahitan boneka antara yang buatan Bandung dan buatan Cikampek. "Ini yang dari Bandung jahitannya lebih halus," imbuhnya.
Selain Maman, ada juga koleganya dari Pasundan yang turut merantau untuk meraup rezeki di Tanah Papua. Usep (40) memiliki gerai “semi resmi” dengan menyewa lapak milik masyarakat Kampung Harapan. Letaknya tak jauh dari tempat Maman menjajakan dagangannya. Ia menyewa lahan ukuran 2x4 meter di samping trotoar dengan harga sewaRp 200.000 per hari.
"Alhamdulillah, uang sewa bisa tertutup selama PON berlangsung," katanya. Koleksi bonekanya laris manis. Selama beberapa hari PON Papua berlangsung sudah 800 buah boneka terjual dari 1.500 buah yang ia bawa.
Usep datang dari Bandung, Jawa Barat bersama empat temannya. Ia tiba di Jayapura pada 4 Oktober 2021. Mereka berjualan boneka maskot dan kaos PON Papua. "Kami terlambat tiba karena sulit cari tiket penerbangan," tuturnya.
PON XX Papua 2021 kali ini memakai dua buah maskot yaitu Kangpho dan Drawa. Sejatinya, inspirasi maskot ini berasal dari dua hewan khas Papua. Kangpho merupakan singkatan dari kanguru pohon mantel emas, yang merupakan satwa endemik yang hidup di alam Papua. Sedangkan Drawa berbentuk burung cendrawasih dengan nama latin Paradisaea Raggiana.
Tidak hanya boneka maskot PON, di sepanjang trotoar seberang GOR Enembe juga dijual aneka ragam souvenir mulai dari kaos hingga kuliner khas Papua. Harganya bervariasi dari Rp50.000 hingga Rp200.000. Ada pula yang berjualan ikat kepala (mahkota) dari kulit kayu khas Sentani dengan hiasan bulu ayam atau bulu kasuari. Harganya bervariasi mulai Rp600.000 hingga Rp800.000.
Jika Maman bisa berjualan di trotoar, lain lagi Mama Tina. Ia berjualan papeda bungkus (papeda dingin) di belakang trotoar seberang stadion. Tujuh bungkus papeda dingin seukuran lemper itu dijual satu paket dengan sambal dan ikan mujair goreng atau bakar. Satu paket ia jual dengan harga Rp50.000. "Papeda bungkus memang lebih mantap dimakan dengan ikan gabus. Tapi lagi sulit cari ikan gabus. Kalaupun ada, harganya mahal," katanya.
Perlu diketahui, ikan gabus merupakan ikan endemik Danau Sentani. Jenis ikan ini harganya lebih mahal untuk di pasaran, dibandingkan dengan harga ikan lainnya. Untuk jenis yang besar bisa mencapai Rp80.000-Rp100.000per ekor. PON tinggal beberapa hari lagi. Mari berburu Kangpho dan Drawa serta menikmati papeda bungkus. (*)
FOTO: Aneka boneka maskot PON XX Papua 2021, Kungpho dan Drawa yang dijajakan di depan Stadion Lukas Enembe, Kampung Harapan, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura/InfoPublik.
Posting Komentar