Pertarungan Seru Pekan Terakhir PON Papua
Jabar makin sulit ditandingi setelah sukses memimpin klasemen sementara medali dengan 93 emas, 73 perak, dan 78 perunggu. Juara bertahan PON 2016 itu meninggalkan Jatim, DKI Jakarta, dan Papua.
Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 di Papua mulai menghitung hari-hari terakhir perhelatan sebelum ditutup resmi 15 Oktober 2021. Sebanyak 29 dari 37 cabang sudah menyelesaikan seluruh rangkaian pertandingan mereka. Di samping itu ada 471 atau 69 persen dari total 681 nomor pertandingan telah menuntaskan seluruh babak.
Panitia Besar PON Papua juga telah menyebar rata 1.510 medali berupa 477 emas, 465 perak, dan 568 perunggu kepada 34 kontingen dari seluruh Indonesia yang bertarung di 44 venue. Pertarungan digelar pada empat klaster penyelenggara, yakni Kota Jayapura, Kabupten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke.
Pada pertandingan Senin (11/10/2021), PB PON turut membagi rata 46 emas bukan saja kepada langganan penerima harian seperti trio Pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur) dan Papua. Provinsi-provinsi lain pun ikut mencicipi keping emas mulai dari Sumatra Utara, Riau, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur.
Kejutan terjadi di papan bawah klasemen perebutan medali ketika akhirnya Kalimantan Selatan (Kalsel) lepas dari jeratan status tanpa emas selama berhari-hari. Kalsel saat itu hanya mampu berkutat di urutan 30 dengan total 14 medali yakni enam perak dan delapan perunggu. Pecah telur Kalsel setelah puasa emas PON Papua dipastikan dari matras gulat di venue GOR Futsal Dinas Pemuda dan Olahraga Merauke.
Emas direbut pegulat Arbiansyah setelah berhasil menang angka atas jagoan Sumatra Barat, Heru Fernades di Kelas Gaya Bebas 65 Kilogram putra. Heru menjadi sosok yang menghentikan juara bertahan saat PON 2016, Aji Hakiki (Banten) di semifinal. Torehan sekeping emas itu membuat posisi provinsi kaya hasil tambang mineral itu naik ke urutan 24.
Kalsel meninggalkan Papua Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Maluku Utara, dan Sulawesi Barat yang masih minus emas hingga hari kesembilan. Terhitung sejak PON Papua dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo di Stadion Lukas Enembe, Distrik Sentani Timur, Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (2/10/2021) malam.
Puasa sehari tanpa emas juga dituntaskan kontingen Jawa Tengah setelah merebut sekeping emas. Kepastian itu terjadi di final cabang menembak nomor 10 meter Pistol Campuran beregu putra ketika M Iqbal Raia Prabowo dan kawan-kawan menjadi yang terbaik. Hasil tersebut menambah koleksi medali menjadi 20 emas, 34 perak, dan 41 perunggu. Tetapi posisi Jateng di lima besar masih belum aman karena ada Riau, Bali, dan Kaltim yang berupaya menerjang.
Riau melesat peringkatnya setelah mendapat tambahan dua emas dari Syaifahmi Riski di cabang angkat berat kelas 59 kg putra dan perenang nasional Vanessae Evato dari final nomor 100 Meter Gaya Dada putri. Hasil itu menempatkan Bumi Lancang Kuning pada peringkat enam klasemen medali dengan 16 emas, 18 perak, dan 16 perunggu. Posisi Riau tepat berada di bawah Bali yang mengumpulkan 16 emas, 18 perak, dan 28 perunggu.
Sedangkan provinsi kaya tambang yaitu Kalimantan Timur mendulang emas dari angkat berat putri atas nama Windari yang turun pada kelas 47 kg dan pegulat Zainal Abidin dari nomor Gaya Bebas 57 Kg putra. Benua Etam pun naik kelas ke urutan delapan dengan 13 emas, 25 perak, dan 31 perunggu.
Sumatra Utara (Sumut), satu dari dua provinsi tuan rumah bersama PON 2024 mendatang, ikut menikmati sekeping emas dari lintasan atletik. Pelari putri Agustina menyumbang emas untuk Sumut setelah menjadi juara di final nomor lari 1.500 meter di Stadion Atletik Mimika Sport Complex, Kota Timika. Agustina berhasil membawa provinsinya naik satu tingkat ke urutan 12. Sejauh ini provinsi yang dipimpin mantan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Eddy Rahmayadi itu telah mendulang tujuh emas, 17 perak, dan 14 perunggu.
Persaingan Papan Atas
Aroma persaingan merebut emas semakin kental tercium dari papan atas klasemen medali. Utamanya antara Jawa Timur (Jatim) dan DKI Jakarta, pemilik peringkat dua dan tiga. Jatim, juara dua kali PON, berusaha melepaskan diri dari intaian DKI setelah mampu mengumpulkan 83 emas, 67 perak, dan 60 perunggu. Jatim berhasil memanen sembilan emas sepanjang Senin termasuk tiga dari cabang renang.
Atlet-atlet DKI sepanjang Senin menyetor tujuh emas termasuk tiga keping dari kolam renang ketika mendapat dukungan langsung Gubernur Anies Baswedan. Mantan rektor Universitas Paramadina ini ikut menonton final renang yang digelar di Arena Akuatik Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kota Sentani, Kabupaten Jayapura.
"Kita menyaksikan bahwa di balik medali emas ini ada kerja keras yang luar biasa dan kemampuan untuk mengalahkan rasa malas serta enggan berlatih. Semoga pada hari selanjutnya, akan lebih banyak lagi medali emas untuk DKI Jakarta," kata Anies, Senin (11/10/2021). Ia turut memberi bonus spontan berupa uang tunai kepada Joe Aditya, perenang perebut emas sekaligus pencetak rekor baru PON.
Hingga hari kesembilan, juara 11 kali PON ini sudah meraup 78 emas, 66 perak, dan 60 perunggu. Namun DKI masih belum mampu mengejar provinsi tetangganya yakni Jawa Barat (Jabar) yang makin perkasa di puncak klasemen medali sementara. Jabar, juara bertahan PON, kian sulit dikejar oleh DKI dan Jatim karena torehan medali yang dicetak sudah sangat banyak, yakni 93 emas, 73 perak, dan 78 perunggu.
Sepanjang Senin (11/10/2021), atlet-atlet Jabar mendulang tujuh keping emas salah satunya dari Teluk Youtefa, lokasi venue cabang dayung. Di cabang ini Jabar mengukuhkan dominasinya sebagai penguasa Teluk Youtefa setelah merebut total 19 emas, melampaui target 13 emas yang ditetapkan KONI Jabar.
Mereka juga menyabet emas dari matras pencak silat. Salah satunya oleh Riska Hermawan dan Ririn Rinasih dari ganda putri kategori seni. "Kami sudah sering berlatih bersama dan tidak saling menonjolkan ego. Itu kunci kemenangan kami di Papua," kata Ririn Rinasih.
Sementara itu tuan rumah Papua turut memetik tujuh emas termasuk sekeping emas dari sepak bola putri. Gol indah dari Liza Armanita Madjar mengandaskan Jabar dengan skor 1-0. Sekaligus mencatat sejarah untuk pertama kalinya Papua dapat meraih emas PON dari cabang yang menggelar laganya di Stadion Katalpal, Merauke. Hasil tersebut ikut menambah koleksi medali Bumi Cenderawasih menjadi 67 emas, 36 perak, dan 66 perunggu. Papua masih bertengger di urutan keempat klasemen medali.
Perburuan emas dipastikan semakin seru karena pada Selasa (12/10/2021) PB PON Papua telah menyiapkan 81 keping untuk disikat para atlet dari 18 cabang. Ini merupakan keping emas terbanyak yang siap direbut dalam sehari selama PON Papua digelar.
PON Papua diikuti oleh 7.039 atlet dan mereka berlomba untuk memperebutkan 681 emas, 681 perak, dan 681 perunggu pada 37 cabang, 56 disiplin, dan 681 nomor pertandingan. Mereka berlaga di 44 venue yang tersebar di empat klaster.
Sejauh ini seluruh pertandingan dilaksanakan dengan protokol kesehatan sangat ketat, baik bagi atlet, ofisial, maupun penonton. Seluruh lomba dapat dilihat secara langsung oleh masyarakat dan mereka harus mengikuti kebijakan menempati hanya 25 persen dari kapasitas total tiap venue.
Agar dapat memasuki arena lomba, setiap penonton wajib menunjukkan kartu vaksin telah disuntik dosis pertama dan kedua. Kemudian harus memakai masker selama menonton lomba serta menjaga jarak. Torang Bisa! (Indonesia.go.id/foto Antara)
Posting Komentar