DLH Kota Cilegon Gunakan Teknologi BBJP Untuk Atasi Tumpukan Sampah di TPSA Bagendung
Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon |
SpiritNews.media (Cilegon) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon saat ini tengah melakukan perkembangan teknologi baru yaitu BBJP (Bahan Bakar Jumputan Padat) untuk mengelola limbah sampah yang berada di TPSA (Tempat Pembuangan Sampah Akhir) di Kelurahan Bagendung.
Plt. DLH Kota Cilegon, Ahmad Aziz Setia Ade Putra, menjelaskan BBJP adalah salah satu teknologi moderen yang bekerja di pengelolaan sampah yang nantinya akan menjadi bahan bakar pendamping untuk Batu Bara di Indonesia Power (IP).
Alat Pembuat BBJP |
“Menurut ketentuannya, Batu bara yang digunakan oleh Indonesia Power itu harus di campur atau ada cofiring BBJP sebanyak 5% dari kebutuhan batu bara. Sedangkan batu bara yang dibutuhkan IP Per-hari itu sebesar 40.000 ton sehingga jika di kalikan 5% BBJP yang di butuhkan oleh IP itu sebesar 2000 ton per hari BBJPnya,” ujarnya saat ditemui dikantornya.
Ia juga mengatakan, sementara untuk pengelolaan sampah 30 ton sampai 60 ton per hari di Kota Cilegon baru bisa menghasilkan BBJP 10 - 30 ton dari kebutuhan yang di minta oleh IP.
Tata Cara Pembuatan BBJP |
“Pengelolaan sampah kita yang diberikan bantuan dari PLN mulai dari bangunan, peralatan untuk mengelola sampah baru bisa menghasilkan 10 – 30 ton BBJP, masih jauh dari kebutuhan IP yang 2000 ton BBJP per harinya,” jelasnya.
Untuk memenuhi kuota 2000 ton BBJP, DLH Kota Cilegon saat ini mengikuti program penjaringan dari Kementrian PUPR untuk menambah kapasitas bangunan dan pelaratan pengelolaan sampah agar menjadi BBJP.
Tempat Pengeringan Sampah |
“Program dari Kemerntrian PUPR itu, kita akan mendapatkan bangunan dan peralatan yang kapasitasnya 10 kali dari yang diberikan dari PLN. Yaitu berkapasitas 300 ton perhari yang bisa menghasilkan 100 ton BBJP,” terangnya.
Sampah yang masuk di TPSA Bagendung, Lanjut Plt. DLH Kota Cilegon Aziz, per harinya 260 ton, sedangkan yang bisa dimanfaatkan dari 260 ton itu hanya 20% sampah yang bisa dijadikan BBJP mengingat kapasitas bangunan dan alat bantuan yang diberikan PLN hanya berkapasitas 30 – 60 ton perhari.
Tata Cara Lain Pembuatan BBJP |
“Saat bantuan dari PLN sudah jalan di tambah dari Program Kementrian PUPR juga jalan itu bisa membuat BBJP sebayak 300 ton perhari, itu akan selesai jadi sampah yang ada di TPSA Bagendung akan habis,” ungkapnya.
Bahan baku pembuatan BBJP juga memiliki standarisasi seperti sampah rumah tangga, ranting pohon, dan plastik. Sedangkan sampah yang bebahan dasar dari besi atau metal dan sampah yang terbuat dari kaca itu tidak dapat di proses menjadi BBJP.
“Bahan bakunya sampah - sampah yang biasa kita temui atau sampah yang biasa kita hasilkan sehari – hari, kecuali yang berbahan dasar metal, besi, ataupun kaca itu tidak bisa di proses,” tuturnya.
Bangunan Pembuatan BBJP |
Saat ini, penelitian tentang BBJP tersebut sudah hampir selesai, Aziz mengatakan kemungkinan pelaksanaan pengelolaan sampah menjadi BBJP itu bisa mulai berjalan pada November 2022.
“Penelitiannya sudah di mulai dari bulan November 2021 sampai April 2022, kemudian pada bulan April 2022 sampai bulan Juni 2022 kita mendapatkan bantuan dari PLN tersebut. Lalu untuk program yang dari Kementrian PUPR itu akan mulai berjalan pada tahun 2024,” terangnya.
“Kita ingatkan lagi kepada masyarakat yang masih melihat sampah menumpuk untuk segera memnberi tahun kami, atau bisa langsung WhatApps ke nomor yang sudah tertera di Website dlh.cilegon.go.id agar langsung ditindak lanjuti,” ungkapnya. (Advertorial)
Posting Komentar